Super Kawaii Cute Cat Kaoani

Rabu, 14 November 2012

Laporan Fisika Kalor

Diposting oleh MAYA AFIFAH di 08.16




 I.            Judul Praktikum dan Tanggal Praktikum
a.       Judul Praktikum                      : Perpindahan Kalor secara Konduksi
b.      Tanggal Praktikum                  : 18 Januari 2012

II.            Tujuan Pengamatan
Menyelidiki perpindahan kalor secara konduksi pada berbagai jenis logam

III.            Dasar Teori
Konduksi adalah perpindahan kalor tanpa disertai perpindahan partikel. Misal, sendok yang teredam dalam mangkuk berisi  sup panas. Apabila disentuh, ujung sendok akan terasa panas walaupun ujung sendok tersebut tidak bersentuhan langsung dengan sumber kalor (sup panas). Laju perpindahan kalor secara konduksi bergantung pada :
ü  Panjang L
ü  Luas penampang A
ü  Konduktivitas termal k atau jenis bahan
ü  Beda suhu T
Oleh karena itu, banyak kalor Q yang dapat berpindah selama waktu t tertentu ditulis dengan persamaan berikut :
                                          H =  = kA  atau Q = kAt

Makin besar nilai k suatu bahan, makin mudah zat itu menghantarkan kalor. Bahan konduktor mempunyai nilai k besar, sedangkan bahan isolator mempunyai nilai k kecil.
Berdasarkan kemampuan menghantar kalor, zat dibagi atas 2 golongan, yaitu
a)      Konduktor, yaitu zat yang dapat dengan mudah menghantarkan kalor (contoh : alumunium, baja)
b)      Isolator, yaitu zat yang sukar menghantarkan kalor (contoh : plastic , kayu )
Bahan yang bersifat konduktor maupun isolator masing-masing mempunyai manfaat dalam kehidupan sehari-hari, tentu saja sesuai dengan penggunaannya. Sebagai contoh, untuk memanaskan makanan, kita tidak perlu menyentuhkan kalor dari api langsung ke makanan.  Akan tetapi dapat kita gunakan panci alumunium yang gagangnya terbuat dari plastik tahan panas. Panci aluunium adalah konduktor yang baik sebagai media untuk memindahkan kalor dari api ke makanan, sedangkan gangang plastik adalah isolator  yang baik sehingga dapat menahan panas dari alumunium ke tangan.






Perpindahan kalor secara konduksi dapat terjadi dalam 2 proses, yaitu
1)      Pemanasan pada satu ujung zat menyebabkan partikel – partikel pada ujung itu bergetar lebih cepat dan suhunya naik, atau energy kinetiknya bertambah. Partikel– partikel dengan energy kinetic lebih besar ini memberikan sebagian energy kinetiknya kepada partikel- partikel tetangganya melalui tumbukan, sehingga partikel- partikel ini memiliki energy kinetic lebih besar. Selanjutnya, partikel- partikel ini memberikan sebagian energy kinetiknya ke partikel- partikel tetangga berikutnya, demikian seterusnya sampai kalor mencapai ujung yang dingin (tidak dipanasi). Proses perpindahan kalor seperti ini berlangsung lambat karena untuk memindahkan lebih banyak kalor diperlukan beda suhu yang tinggi diantara kedua ujung.
2)      Dalam logam,kalor dipindahkan melalui elektron – electron bebas yang terdapat dalam struktur atom logam. Electron bebas ialah electron yang dengan mudah dapat berpindah dari satu atom ke atom lain. Di tempat yang dipanaskan, energy electron- electron bertambah besar. Karena electron bebas mudah berpindah, pertambahan energy ini dengan cepat dapat diberikan ke electron- electron lain yang letaknya lebih jauh melalui tumbukan. Dengan cara ini, kalor berpindah lebih cepat.


IV.            Alat dan Bahan
ü  Batang seng, besi, kaca dan tembaga
ü  Kaki tiga
ü  Pembakar spiritus dan korek api
ü  Lilin atau plastisin


V.            Langkah Kerja



1.      Letakkan alat konduksi yang terdiri dari empat buah batang masing- masing : seng, besi, kaca, dan tembaga diatas tripod (kaki tiga ).
2.      Buatlah bulatan plastisin dan letakkan pada ujung bawah batang logam.
3.      Panaskan alat konduksi bahan tersebut dalam pemanas spiritus.
4.      Amatilah bulatan plastisin mana yang cepat jatuh dari keempat bahan tersebut.

VI.            Hasil
Setelah melakukan percobaan tersebut, dapat diketahui bahwa urutan jatuhnya lilin sebagai berikut     :
1.      Lilin pada tembaga
2.      Lilin pada alumunium
3.      Lilin pada kuningan
4.      Lilin pada seng

*      Pertanyaan          :
1.      Bahan manakah yang plastisinnya cepat jatuh? Mengapa? Apakah semua benda dapat menghantarkan kalor?
2.      Carilah koefisien induksi masing- masing bahan dari berbagai sumber!
3.      Buatlah table berikut  dari bahan yang paling cepat menghantar panas!

No.
Nama Bahan
Koefisien Konduksi













4.      Energi kalor berpindah dari tempat. . . . . . . . . . . .ke tempat . . . . . . .
5.      Cobalah rasakan permukaan logam di dalam kelas. Manakah yang dingin dan panas? Mengapa?
6.      Tempat penyimpan air panas  biasanya ditutup  dengan bahn tertentu. Sebutkan bahan- bahan yang baik untuk menutup alat tersebut ( missal untuk termos)? Dan manfaat dari bahan tersebut?
7.      Jelaskan bagaimana rompi atau shall penghangat tubuh membuat tubuh menjadi hangat bagi yang memakainya!
8.      Jelaskan bagaimana bergeraknya partikel dari batang logam yang dipanaskan bisa sampai ke bagian batang yang masih dingin!
9.      Apa yang dapat kamu simpulkan?
10.  Berikan dua contoh konduktor yang baik  dalam kehidupan sehari- hari!

*      Jawaban               :
1.      Bahan yang lilinnya cepat jatuh adalah tembaga, karena tembaga adalah bahan yang mempunyai nilai konduktivitas termal k (jenis bahan) yang besar sehingga mudah untuk menghantarkan panas dan kerena panas inilah lilin menjadi jatuh.
      Tidak semua benda dapat menghantarkan kalor, ada benda yang tidak dapat menghantarkan kalor yaitu isolator panas. Isolator ini mempunyai nilai konduktivitas termal k  (jenis bahan) yang kecil, jadi benda yang terbuat dari bahan ini sulit untuk menghantarkan kalor. Makin besar nilai konduktivitas termal k (jenis bahan) suatu bahan, makin besar nilai konduktivitas termal k suatu bahan, makin mudah zat menghantarkan kalor.
2.      Tembaga                      : 385 W/m K
Alumunium                 : 205 W/m K  
Kuningan                    : 109 W/m K
 Seng                           : 101 W/m K

3.       
No.
Nama Bahan
Koefisien Konduksi
1.
Tembaga
385 W/m K
2.
Alumunium
205 W/m K
3.
Kuningan
109 W/m K
4.
Seng
101 W/m K


4.      Energi kalor berpindah dari tempat atau benda yang bersuhu tinggi ke tempat atau benda yang bersuhu rendah.
5.      Bagian yang panas adalah permukaan logam bagian bawah, karena logam tersebut telah mendapat aliran kalor dan berkontraksi terlebih dahulu dengan benda sekelilingnya. Kalor merambat dari bagian bawah permukaan logam terlebih dahulu, sehingga permukaan bagian atas logam masih terasa dingin.

6.      Bahan yang baik untuk menutup tempat tersebut yaitu bahan – bahan yang termasuk isolator, seperti bahan yang terbuat dari plastic, kayu, kertas, kain dll. Manfaatnya yaitu agar kita dapat memegang tempat tersebut tanpa merasa panas karena konduksi.

7.      Rompi / shall terbuat dari bahan yang menyerap sinar matahari dan sinar ultraviolet sehingga dapat menghangatkan tubuh. Selain itu, tubuh juga berperan sebagai perangkap udara yang mampu menahan panas (kalor) yang akan keluar secara konduksi dari tubuh.

8.      Pemanasan pada ujung logam menyebabkan partikel pada ujung itu bergetar lebih cepat dan suhunya naik, atau energy kinetiknya bertambah. Partikel dengan energy kinetic lebih besar ini memberikan sebagian energy kinetiknya kepada partikel- partikel tetangganya melalui tumbukan, sehingga partikel- partikel ini memiliki energy kinetic lebih besar. Selanjutnya, partikel- partikel ini memberikan sebagian energy kinetiknya ke partikel- partikel tetangga berikutnya, demikian seterusnya sampai kalor mencapai ujung yang dingin (tidak dipanasi). Proses perpindahan kalor seperti ini berlangsung lambat karena untuk memindahkan lebih banyak kalor diperlukan beda suhu yang tinggi diantara kedua ujung.

9.      Saya dapat menyimpulkan bahwa konduksi menghantarkan panas tanpa disertai perpindahan partikel, tembaga memiliki nilai konduktivitas yang tinggi di banding dengan bahan lain sehingga lilin pada alumunium jatuh lebih dulu.
Kalor berpindah dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah. Semakin besar nilai konduktivitas termal k (jenis bahan), maka semakin mudah benda itu untuk menghantarkan kalor.

10.  Contoh konduktor yang baik dalam kehidupan sehari- hari yaitu :
-          Alumunium pada panic
-          Logam pada setrika



VII.            Pembahasan
Untuk mengetahui perpindahan kalor secara konduksi pada berbagai jenis logam, maka kami melakukan percobaan tersebut. Konduksi adalah perpindahan kalor yang tidak disertai perpindahan zat penghantar. Kalor berpindah dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah. Semakin besar nilai konduktivitas termal k (jenis bahan), maka semakin mudah benda itu untuk menghantarkan kalor.
Tembaga merupakan bahan yang termasuk ke dalam logam. Oleh karena itu, tembaga merupakan konduktor. Koefisien konduksi tembaga merupakan yang paling tinggi di antara logam-logam yang diujikan. Koefisien konduksi tembaga yaitu 385 W/m K. Dengan mempunyai koefisien konduksi yang tinggi berarti tembaga termasuk konduktor yang paling baik. Karena koefisien konduktivitasnya tinggi, maka akan semakin mudah untuk menghantarkan panas. Dengan adanya perpindahan kalor secara konduksi dan adanya koefisien konduksi yang tinggi , lilin yang diletakkan dalam tembaga jatuh terlebih dahulu.
Alumunium juga termasuk jenis logam dan konduktor. Alumunium mempunyai koefisien konduksi yang tinggi, tetapi masih di bawah koefisien konduksi tembaga. Koefisien konduksinya adalah 205 W/m K. Karena alumunium termasuk konduktor, maka terjadi perpindahan panas dari ujung alumunium yang terkena panas menuju ujung yang ada lilinnya. Dengan didukung oleh koefisien konduktivitasnnya, lilin yang ada adalam alumunium jatuh kedua setelah tembaga.
Kuningan merupakan bahan yang termasuk ke dalam jenis logam dan dapat menghantarkan panas (konduktor). Kuningan mempunyai koefisien konduksi yang cukup rendah jika dibandingkan dengan tembaga dan alumunium. Koefisien konduksinya adalah 109 W/m K. Kuningan dapat menghantarkan panas, maka terjadi perpindahan panas dari ujung yang bersuhu tinggi ke ujung yang bersuhu rendah.  Oleh karena itu, lilin yang ada dalam kuningan jatuh. Lilin tersebut jatuh nomor tiga setelah tembaga dan alumunium.        Seng termasuk ke dalam konduktor karena seng merupakan logam. Seng mempunyai daya hantar yang kurang baik jika dibandingkan dengan tembaga, alumunium, dan kuningan. Namun, seng masih bisa menghantarkan panas. Koefisien konduksi seng rendah, yaitu 110 W/m K. Karena hal tersebut, lilin yang ada dalam seng jatuh paling akhir.
Berdasarkan pembahasan di atas, urutan bahan yang konduktivitasnya paling baik, yaitu tembaga, alumunium, kuningan, dan seng.










VIII.            Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum tersebut, dapat disimpulkan bahwa konduksi merupakan perpindahan kalor tanpa disertai perpindahan partikel. Semua logam dapat menghantarkan listrik termasuk tembaga, alumunium, kuningan dan seng. Logam- logam tersebut dapat menghantarkan listrik sesuai tinggi konduktivitas yang dimiliki logam tersebut.
Kalor berpindah dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah. Semakin besar nilai konduktivitas termal k (jenis bahan), maka semakin mudah benda itu untuk menghantarkan kalor. Oleh karena itu, yang jatuh terlebih dahulu yaitu lelehan lilin pada tembaga, kemudian disusul alumunium, kuningan dan seng.


IX.            Daftar Pustaka
Kanginan, Marthen.2007.Fisika Untuk SMA kelas X Semester 2.Jakarta:Erlangga
Supiyanto. 2007. Fisika untuk SMA Kelas X. Jakarta: Phibeta.
Kanginan, Marthen. 2007.  IPA Fisika untuk SMP Kelas VII. Bandung : Erlangga
http://smartgress.blogspot.com/2011/05/laporan-fisika-konveksikonduksi.html





                       



                                                                                    Kebumen, 25 Januari 2012
                                                                                    Praktikan,




                                                                                    Maya Afifah








 I.            Judul Praktikum dan Tanggal Praktikum
a.       Judul Praktikum                : Perpindahan Kalor secara Konveksi
b.      Tanggal Praktikum            : 18 Januari 2012

II.            Tujuan Percobaan
Mengetahui dan memahami peristiwa konveksi pada zat cair.

III.            Dasar Teori
Konveksi adalah perpindahan kalor yang disertai perpindahan partikel-partikel zat. Terdapat dua jenis konveksi, yaitu konveksi alami dan konveksi paksa. Pada konveksi alami, pergerakan atau aliran energi kalor terjadi akibat perbedaan massa jenis. Pada konveksi paksa, aliran panas dipaksa dialirkan ke tempat yang dituju dengan bantuan alat tertentu, misalnya dengan kipas angin atau blower. Konveksi alami misalnya terjadi pada sistem ventilasi rumah, terjadinya angin darat dan angin laut, dan aliran asap pada cerobong asap pabrik. Konveksi paksa misalnya terjadi pada sistem pendingin mesin pada mobil, alat pengering rambut, dan pada reaktor pembangkit tenaga nuklir.
      Laju perpindahan kalor secara konveksi bergantung pada permukaan luas benda A yang
bersentuhan, koefisien konveksi h, waktu t, dan beda suhu  antara benda dengan fluida.
Banyaknya kalor yang dapat dihantarkan secara konveksi dapatdihitung dengan persamaan
berikut :
                                          H =  = hA  atau Q = hAt

Nilai h bergantung pada bentuk dan kedudukan permukaan yang bersentuhan dengan fluida.
Konveksi (aliran) adalah perpindahan kalor yang disebabkan oleh perbedaan massa jenis. Cara perpindahan kalor secara konveksi (aliran) dapat terjadi di dalam zat cair dan gas.


IV.            Alat dan Bahan
ü  Alat konveksi zat cair
ü  Pembakar spiritus
ü  Statif
ü  Zat warna
ü  Air
ü  Bunsen

V.            Langkah Kerja
1.      Letakkan alat konveksi zat cair pada statif seperti gambar.
KmnO4
                                               Air
Statif

                                                 Pembakar spiritus

2.      Isilah alat konveksi zat cair dengan air hingga penuh.
3.      Panaskan alat konveksi zat cair di tepi kanan bawah dengan pembakar spiritus.
4.      Masukkan zat warna atau teres melalui lubang atas.
5.      Perhatikan aliran zat warna dalam air.

VI.            Hasil
Gambar Pengamatan         :









Keterangan :    Aliran zat pewarna yang diberikan pada cerobong tersebut akan bergerak menuju sumber panas dengan melewati aliran yang lebih dingin daripada melewati aliran yang lebih panas (bergerak keatas).


*      Pertanyaan          :
1.      Perpindahan panas adalah proses dimana energi panas dipanaskan berpindah dari suatu tempat ke tempat lainnya dengan pergerakan dari. . . . . . . . . .
2.Gambar (a) dibawah menunjukkan  air yang sedang didinginkan.
Gambar (b) menunjukkan air yang sedang dipanaskan. Panah- panah menunjukkan bagaimana arus konveksi mengalir.

3.Gambar dibawah ini menunjukkan arus konveksi ketika air dipanaskan. Adannya aliran tersebut jika kita memanaskan air sehingga terbentuk arus-arus.
4.Arus konveksi dapat mengalir karena adanya perbedaan kepadatan antara cairan yang dingin dan panas.
5.AC di dalam ruangan sebaiknya ditempatkan dibagian atas atau bawah? Jabarkan alasanmu!
6.Berikan dua contoh aplikasi perpindahan panas dalam kehidupan sehari- hari!

*      Jawaban               :
1.Berpindah dari suatu tempat ketempat lainnya dengan pergerakan dari  bagian yang dipanasi (massa jenis air pada bagian itu lebih kecil) ke bagian yang lebih dingin karena massa jenisnya lebih besar atau bergerak menuju sumber panas dengan melewati aliran yang lebih dingin daripada melewati aliran yang lebih panas.



2. 






3. 





4. 



5.AC sebaiknya dipasang pada dinding yang dekat dengan langit- langit. Ini akan membuat sirkulasi yang baik untuk udara dingin yang menuju ke bagian dasar ruangan , sementara udara hangat yang massa jenisnya lebih baik besar akan naik menuju kumparan peniup untuk didinginkan, demikian seterusnya sehingga seluruh ruangan bisa menjadi dingin secara merata. Proses pendinginan yang memanfaatkan konveksi alam udara ini adalah efisien dan ini membuat konsumsi listrik menjadi lebih rendah.

6.Contoh perpindahan panas        :
·         Pada pengering rambut (hair dryer)
·         Angin darat dan angin laut

VII.            Pembahasan
Konveksi yaitu proses perpindahan kalor  dari  suatu bagian fluida kebagian lain akibat pergerakan fluida itu sendiri (perpindahan kalor yang disertai perpindahan partikel-partikel zat).
Pada percobaan tersebut kita dapat mengetahui bahwa aliran zat pewarna yang diberikan pada cerobong tersebut akan bergerak menuju sumber panas dengan melewati aliran yang lebih dingin daripada melewati aliran yang lebih panas. Hal itu disebabkan karena bagian fluida yang menerima kalor  (dipanasi) memuai dan massa jenisnya menjadi lebih kecil, sehingga bergerak keatas. Tempatnya digantikan oleh bagian fluida dingin yang jatuh kebawah karena massa jenisnya lebih besar. Peristiwa ini mirip dengan mengapungnya suatu benda karena massa jenis benda lebih kecil daripada massa jenis zat cair.
Pada percobaan tersebut termasuk contoh konveksi alamiah. Pada konveksi alamiah, pergerakan fluida terjadi akibat perbedaan massa jenis. Ketika air yang diberi zat warna dipanasi, massa jenis air pada bagian itu menjadi kecil, sehingga air bergerak naik ke atas. Tempatnya digantikan olrh air dingin yang bermassa jenis lebih besar. Didalam air terbentuk lintasan tertutup yang ditunjukkan oleh arah anak panah, disebut arah konveksi.


VIII.            Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan tersebut, saya dapat menyimpulkan bahwa perpindahan kalor pada zat cair maupun zat gas akan menuju kearah suhu yang lebih tinggi yaitu bergerak menuju sumber panas dengan melewati aliran yang lebih dingin daripada melewati aliran yang lebih panas. Hal itu disebabkan karena bagian fluida yang menerima kalor  (dipanasi) memuai dan massa jenisnya menjadi lebih kecil, sehingga zat pewarna tersebut bergerak keatas.

IX.            Daftar Pustaka
Kanginan, Marthen.2007.Fisika Untuk SMA kelas X Semester 2.Jakarta:Erlangga. Supiyanto. 2007. Fisika untuk SMA Kelas X. Bandung : Phibeta.
http://smartgress.blogspot.com/2011/05/laporan-fisika-konveksikonduksi.html












Kebumen, 25 Januari 2012
Praktikan,



Maya Afifah
 I.            Judul Praktikum dan Tanggal Praktikum
a.       Judul Praktikum                : Kalorimeter
b.      Tanggal Praktikum            : 18 Januari 2012

II.            Tujuan Percobaan
1.      Menentukan kalor jenis suatu zat (besi, alumunium, dan tembaga).
2.      Menghitung dan menggunakan azas Black.

III.            Dasar Teori
Hukum kekalan energi menyatakan bahwa energi tidak dapat dimusnahkan dan
diciptakan melainkan hanya dapat diubah dari suatu bentuk energi kebentuk
energi yang lain. Misalnya pada peristiwa gesekan energi mekanik berubah
menjadi panas. Pada mesin uap panas diubah menjadi energi mekanik. Demikian
pula energi listrik dapat diubah menjadi panas atau sebaliknya. Sehingga dikenal
adanya kesetaraan antara panas dengan energi mekanik/listrik, secara kuantitatif
hal ini dinyatakan dengan angka kesetaraan panas-energi listrik/mekanik.
Kesetaraan panas-energi mekanik pertama kali diukur oleh Joule dengan
mengambil energi mekanik benda jatuh untuk mengaduk air dalam kalorimeter
sehingga air menjadi panas. Energi listrik dapat diubah menjadi panas dengan
cara mengalirkan arus listrik pada suatu kawat tahanan yang tercelup dalam air
yang berada dalam kalorimeter. Kalorimeter  adalah alat yang digunakan untuk mengukur  kalor. Kalorimeter umumnya digunakan untuk menentukan kalor jenis suatu zat.
Beberapa jenis kalorimeter, yaitu  :
§  Kalorimeter Alumunium
§  Kalorimeter Elektrik (digunakan untuk mengukur kalor jenis zat cair)
§  Kalorimeter gas
§  Kalorimeter bom
Energi listrik yang hilang dalam kawat tahanan besarnya adalah:
W = v.i.t
Keterangan:
W = energi listrik (joule)
v = tegangan listrik (volt)
i = arus listrik (ampere)
t = lama aliran listrik (sekon)

Kalor adalah suatu bentuk energi yang berpindah dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu lebih rendah ketika benda itu saling berhubungan. Benda yang menerima kalor, suhunya akan naik sedangkan benda yang melepas kalor,suhunya akan turun.

 Besarnya kalor yang diserap atau dilepas oleh suatu benda berbanding lurus
dengan:
1. Massa benda
2. Kalor jenis benda
3. Perubahan suhu
Jadi besarnya kalor dapat dirumuskan:
Q = m.c.t





Dalam satuan SI, kalor adalah joule. Satuan kalor yang lain adalah kalori.
Kesetaraan joule dan kalori adalah sebagai berikut:
1 joule = 0,24 kalori
1 kalori = 4,184 joule
Satu kalori adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikan suhu 1oC air
murni yang massanya 1 gram. Kalor jenis (c) adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikan 1 kg zat
sebesar 1K atau 1oC.
Hukum kekalan energi kalor (azas black) menyatakan bahwa “Pada pencampuran dua zat, banyaknya kalor yang dilepas zat bersuhu tinggi sama dengan banyaknya kalor yang diterima zat bersuhu rendah.”
Atau dapat dirumuskan:
Qlepas Qterima
Maka energi listrik yang dilepaskan akan diterima oleh air dalam kalorimeter dan kalorimeter itu sendiri, sehingga akan terjadi perubahan panas pada air dan
kalorimeter.
     
IV.            Alat dan Bahan
ü  Gelas beker
ü  Pembakar/ lampu spiritus
ü  Kalorimeter/ plastic
ü  Kubus/ silinder logam
ü  Neraca
ü  Kaki tiga + kasa
ü  Thermometer 2 buah
ü  Korek api

V.            Langkah Kerja
1.      Panaskan air dalam gelas beker sampai mendidih.
2.      Timbanglah masing- masing kalorimeter dan kubus/ silinder logam. Massa kalorimeter kosong (m1) = 53, 6 gram dan massa logam (m2) =  Besi = 17,1 gram, tembaga = 22 gram, alumunium = 5,5 gram.
3.      Isilah calorimeter itu dengan air dingin (kira- kira sepertiga bagian) dan timbanglah!
 Massa calorimeter +  air dingin (m3) =53,6 gram+ 45, 6 gram = 99,2 gram
Suhu air (t1) = 87 0 C
4.      Setelah air dalam gelas beker mendidih, masukkan kubus atau silinder logam yang telah diikat dengan benang itu ke dalamnya beberapa menit! Catat suhu logam dalam air itu (t logam) = 18 oC
5.      Pindahkan logam itu cepat- cepat dari air mendidih ke dalam calorimeter itu. Kemudian catat suhu tertinggi dari calorimeter itu! Suhu campuran (tc) = 18 oC
6.      Lakukan percobaan diatas dengan logam yang berbeda.

VI.            Hasil
§  Suhu air mendidih (suhu awal logam)                              : 87 oC
§  Suhu air dingin dalam calorimeter                                    : 13 oC
§  Massa logam                                                                     : 17,1 g
§  Massa wadah calorimeter dan pengaduk                          : 83,5 g
§  Massa air + wadah calorimeter                                         : 99,2 g
§  Massa air dingin dalam calorimeter                                  : 45,6 g
§  Kalor jenis air dingin                                                         : 1 kal/goC

1.      Sesudah logam dimasukkan kedalam calorimeter, suhu air dalam calorimeter naik, kenaikkan suhunya = 18 oC. Kenaikkan suhu itu disebabkan oleh perpindahan partikel dari air panas ke air dingin.
Kalor yang diserap air dalam calorimeter itu = kalor yang dilepaskan
2.      Sesudah logam yang dimasukkan ke dalam calorimeter, suhu logam itu turun. Penurunan suhunya=  18 o C. Penurunan suhu tersebut disebabkan oleh perpindahan partikel larutan/ campuran air
3.      Jika dianggap tidak ada kalor yang terbuang dan calorimeter tidak menyerap kalor, maka logam itu melepas kalor sebanyak 0 Joule / 0 Kal
4.      Berapakah kalor jenis logam itu berdasarkan percobaan diatas?


“ Bandingkan dengan kalor jenis masing- masing logam menurut teori”.
*      Pertanyaan          :
Hasil percobaan mungkin berbeda dengan teori. Tuliskan factor- factor yang menyebabkan perbedaan itu !

*      Jawaban               :
Faktor- factor yang menyebabkan percobaan berbeda dengan teori adalah :
v  Kurang teliti dalam menimbang air dan kalorimeter.
v   Kurang teliti dalam mengukur suhu air.
v  Kemungkinan ada energi yang diserap oleh benda lain atau suhu logam waktu dipanaskan banyak yang hilang ke lingkungan.
v   Kesalahan dalam perhitungan
v  Dalam pengukuran suhu akhir campuran air belum tercampur seluruhnya.

VII.            Pembahasan
Dalam percobaan yang kami lakukan di atas menggunakan alat calorimeter, yaitu alat yang digunakan untuk mengukur kalor jenis suatu zat. Pada kalori meter  terdapat termometer yang digunakan untuk mengukur suhu campuran. Untuk menentukan kapasitas kalor mula-mula mengukur suhu air dingin kemudian menimbangnya. Setelah itu memanaskan air hingga panas.
 Setelah panas dan telah diukur suhunya dicampur dengan air dingin yang berada dalam calorimeter .Kemudian kita ukur suhu campuran air tersebut. Dalam memasukkan air yang panas tadi harus cepat supaya suhu air panas tidak turun dan jangan sampai tumpah karena dapat mengurangi massa dari air panas tadi.
Untuk mengetahui kalor jenis kalori meter menggunakan rumus :
Qlepas = Qterima
Qap     = Qad + Qkalori
map x cair x ΔT1  = mad x cair x ΔT2 + mk x ck x ΔT2
Dan hasil yang saya peroleh seperti yang tercantum diatas.



VIII.            Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan tersebut dapat disimpulkan bahwa :
ü  Kalorimeter adalah alat untuk mengukur kalor jenis suatu zat.
ü  Energi tidak dapat dimusnahkan dan tidak dapat diciptakan.
ü  Kalor berpindah dari suhu tinggi ke suhu yang lebih rendah hingga suhu menjadi termal.
ü  Kalor sebanding dengan massa benda, kalor jenis benda dan perubahan suhu.
ü  Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikan 1 kg zat sebesar 1K atau 1oC.
ü  Perbandingan antara banyaknya kalor yang diberikan terhadap kenaikan suhu benda dinamakan kapasitas kalor.
ü  Dalam suatu sistem, jumlah kalor yang diberikan oleh suatu zat yang mempunyai suhu lebih tinggi sama dengan jumlah kalor yang diterima zat lain yang bersuhu lebih rendah.
ü  Hukum azas Black dapat dibuktikan dengan percobaan ini.


IX.            Daftar Pustaka
Kanginan, Marthen.2007.Fisika Untuk SMA kelas X Semester 2.Jakarta:Erlangga.










Kebumen, 25 Januari 2012
Praktikan,




Maya Afifah

0 komentar:

Posting Komentar

 

MAYA'S LIFE Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review