Super Kawaii Cute Cat Kaoani

Jumat, 15 November 2013

Laporan Oksidasi Halogen dan Pereduksi Halida

Diposting oleh MAYA AFIFAH di 11.33

Laporan Kimia
Daya Pengoksidasi Halogen dan
Daya Pereduksi Halida





Disusun oleh :
                            Nama                   : Maya Afifah
                            Kelas                     : XII IPA 1
                            No.                        : 18


SMA Negeri 1 Kebumen
2013/ 2014
 I.            Judul Praktikum dan Tanggal Praktikum
a.       Judul Praktikum                   : Mengkaji Daya Pengoksidasi Halogen dan Daya Pereduksi Halida
b.      Tanggal Praktikum               : 24 Oktober 2013
II.            Tujuan Pengamatan
1.    Mempelajari dan mengkaji daya oksidasi halogen terhadap Fe2+
2.    Mempelajari dan mengkaji daya reduksi ion halida terhadap Fe3+


III.            Landasan Teori
Halogen berasl dari bahasa Yunani yang berarti “pembentuk garam”. Dinamai demikian karena unsure-unsur tersebut bereaksi dengan logam membentuk garam. Unsure-unsur halogen mempunyai 7 elektron valensi pada subkulit ns2 np5. Konfigurasi elektron yang demikian membuat unsur-unsur halogen bersifat sangat reaktif. Halogen cenderung menyerap 1 elektron membentuk ion bermuatan negatif satu.
Dalam bentuk unsur, halogen (X) terdapat sebagai molekul diatomik (X2). Molekul X2 mengalami disosiasi menjadi atom-atomnya. X2(g) → 2 X(g). Pada suhu kamar, fluorin dan klorin berupa gas, bromin berupa zat cair yang mudah menguap, sedangkan iodin berupa zat padat yang mudah menyublim. Halogen mempunyai warna dan aroma tertentu. Fluorin berwarna kuning muda, Klorin berwarna hijau muda, Bromin berwarna merah tua, Iodin padat berwarna hitam, sedangkan uap Iodin berwarna ungu. Semua halogen berbau rangsang dan menusuk, serta bersifat racun. Kata Klorin, Iodin, dan Bromin berasal dari bahasa Yunani yang artinya berturut-turut adalah hijau, violet (ungu), dan bau pesing (amis). Larutan halogen juga berwarna. Larutan Klorin berwarna hijau muda, larutan Bromin berwarna coklat merah, dan larutan Iodin berwarna coklat. Dalam pelarut tak beroksigen, seperti Tetraklorida (CCl4) atau Kloroform, Iodin berwarna ungu 
1.      Reaksi halogen dengan logam
X2+ L → I A LX
II A LX2
III A LX3
2.    Reaksi halogen dengan hydrogen
H2+ X2→ 2 HX
3.      Reaksi halogen dengan nonlogam dan metalloid tertentu. Reaksi dengan Fosfarus, Arsen,dan Antimon menghasilkan trihalida jika halogennya terbatas, atau pentahalida jikahalogennya berlebihan.
P4+ 6 Cl2→ 4 PCl3
P4+ 10 Cl2→ 4 PCl5
4.      Reaksi halogen dengan air
X2+ H2O → HX + O2
5.      Reaksi halogen dengan basa Klorin, Bromin, dan Iodin mengalami reaksidisproporsional dalam basa.
6.      Reaksi antarhalogen.
X2+ n Y2→ 2 XYn
IV.            Alat dan Bahan


1.      Tabung reaksi
2.      Pipet tetes
3.      Larutan KI
4.      Larutan KCl
5.      Larutan NaBr
6.      Larutan FeSO4
7.      Larutan Fe2(SO4)3
8.      Larutan KSCN
9.      LarutanCl2
10.  Larutan I2
11.  Larutan Br2



V.            Prosedur  Kerja
1.      Membedakan ion Fe2+ dari ion Fe3+
Ambil dua tabung reaksi, masukkan kira-kira 10 tetes larutan FeSO4 0,1 M ke dalam tabung pertama dan kira-kira 10 tetes Fe2(SO4)3 0,1 M ke dalam tabung kedua. Kemudian tambahkan 1 tetes larutan KSCN 0,1 M pada masing-masing tabung reaksi. Catat pengamatan Anda.
2.      Membandingkan daya oksidasi halogen
Ambil tiga tabung reaksi dan masukkan   :
a.         10 tetes larutan klorin ke dalam tabung 1
b.        10 tetes larutan bromine ke dalam tabung 2
c.         10 tetes larutan iodine ke dalam tabung 3
Tambahkan 10 tetes larutan FeSO4  0,1 M pada masing-masing tabung reaksi itu. Kemudian tambahkan 1 tetes larutan KSCN 0,1 M pada tiap-tiap tabung reaksi untuk menguji adanya ion Fe3+. Catat pengamatan Anda.
3.      Membandingkan daya reduksi ion halida
Ambil tiga buah tabung reaksi masukkan:
a.         10 tetes larutan NaCl ke dalam tabung 1
b.        10 tetes larutan NaBr ke dalam tabung 2
c.         10 tetes larutan KI ke dalam tabung 3
Tambahkan 10 tetes larutan Fe2(SO4)3 0.1 M pada masing-masing tabung reaksi itu. Kemudian ditambahkan 1 tetes larutan KSCN 0.1 M pada tiap-tiap tabung reaksi. Amati perubahan yang terjadi.

VI.            Hasil

1.        Membedakan ion Fe2+ dari ion Fe3+
No.
Larutan Senyawa Besi
Perubahan warna setelah ditambahkan KSCN
1.
FeSO4
Merah Terang
2.
Fe2(SO4)3
Merah Tua Kehitaman

2.        Membandingkan daya oksidasi halogen
No.
Halogen
Perubahan warna setelah penambahan
Larutan FeSO4
Larutan KSCN
1.
Larutan Bromin (Br2)
Kuning cerah  
Merah tua kehitaman
2.
Larutan Iodine (I2)
Kuning cerah lebih muda
Merah terang
3.
Larutan Klorin (Cl2)
Tidak berwarna (bening)
Merah tua kecoklatan

3.        Membandingkan daya reduksi ion halida
No.
Halida
Perubahan warna setelah penambahan
Larutan Fe2(SO4)3
Larutan KSCN
1.
Larutan KI
Merah
Merah terang
2.
Larutan KCl
Merah
Merah tua
3.
Larutan NaBr
Orange
Merah lebih tua

VII.         Pertanyaan & Jawaban
1.      Kegiatan I
Pada kegiatan I tidak terdapat pertanyaan, akan tetapi didapatkan hasil percobaan yaitu setelah ditambahkan 1 tetes larutan KSCN ternyata terjadi perubahan warna pada larutan FeSO4 dan Fe2(SO4)3. Pada larutan Fe2(SO4)3  perubahan warna yeng terjadi lebih gelap/ hitam daripada FeSO4. Warna gelap ini menunjukkan bahwa pada larutan Fe2(SO4)3  memiliki unsur Fe lebih banyak daripada FeSO4 sehingga larutan Fe2(SO4)3 lebih kuat bila dibanding larutan FeSO4.
2.      Kegiatan II
Pertanyaan             :
1.)    Halogen manakah yang dapat mengoksidasi ion Fe2+?
2.)    Berdasarkan data potensial reduksi halogen, tentukan potensial reaksi antara halogen dengan ion besi (II).
X2 (aq) + 2Fe2+ (aq)       à 2X- (aq) + 2Fe3+ (aq) Eo = ? volt
Halogen manakah yang diharapkan dapat mengoksidasi ion Fe2+ ?
Bandingkan jawaban pertanyaan ini dengan hasil yang Anda peroleh dari kegiatan ini.

Jawaban            :
1.)    Halogen yang dapat mengoksidasi ion Fe2+ menurut percobaan adalah Br2 karena memiliki warna yang paling tua.
3.)    Persamaan reaksi antara halogen dengan ion besi (II) :
Cl2(aq) + 2e                                  2Cl-(aq)                          E0 = +1,36 V
2Fe2+(aq)                                      2Fe3+(aq) + 2e                E0 = -077 V
Cl2(aq) + 2Fe2+(aq)             2Cl-(aq) + 2Fe3+(aq)            E0 = +0,59 V

Br2(aq) + 2e                                  2Br-(aq)                          E0 = +1,06 V
2Fe2+(aq)                                      2Fe3+(aq) + 2e                E0 = -077 V
Br2(aq) + 2Fe2+(aq)                  2Br-(aq) + 2Fe3+(aq)  E0 = +0,29 V

I2(aq) + 2e                                    2I-(aq)                             E0 = +0,54 V
2Fe2+(aq)                                      2Fe3+(aq) + 2e                E0 = -077 V
I2(aq) + 2Fe2+(aq)                            2I-(aq) + 2Fe3+(aq)               E0 = -0,23 V
Halogen yang diharapkan dapat mengoksidasi ion Fe2+ adalah Cl2 dan Br2 karena ion-ion halogen tersebut setelah bereaksi dengan Fe2+ menghasilkan E0 positif, sedangkan ion I2 setelah bereaksi menghasilkan E0 negatif karena I2 memiliki harga potensial elektrode yang lebih kecil dibandingkan Cl2 dan Br2. Akan tetapi hasil percobaan kelompok kami menunjukkan bahwa hanya ion Br2 yang dapat mengoksidasi ion Fe2+. Hal ini sudah benar, akan tetapi kurang tepat.

3.     Kegiatan III
Pertanyaan :
1.)    Bagaimanakah urutan daya pereduksi ion halida ?
2.)    Tentukanlah potensial reaksi antara ion halida dengan ion besi (III).
2X- (aq) + 2Fe3+ (aq)      à X2 (aq) + 2Fe2+ (aq) Eo = ? volt
Ion Halida manakah yang dapat mereduksi ion besi (III) ?
Bandingkan jawaban pertanyaan ini dengan hasil kegiatan Anda.

Jawaban      :
1.)    Urutan daya pereduksi ion halida berdasarkan hasil percobaan adalah KI > KCl > NaBr

2.)    Persamaan reaksi antara ion halida dengan ion besi (III) :
2Cl-(aq)                                          Cl2(aq) + 2e                   E0 = -1,36 V
2Fe3+(aq) + 2e                               2Fe2+(aq)                        E0 = +077 V
2Cl-(aq) + 2Fe3+(aq)                                 Cl2(aq) + 2Fe2+(aq)              E0 = -0,59 V

2Br-(aq)                                          Br2(aq) + 2e                   E0 = -1,06 V
2Fe3+(aq) + 2e                               2Fe2+(aq)                        E0 = +077 V
2Br-(aq) + 2Fe3+(aq)                                 Br2(aq) + 2Fe2+(aq)              E0 = -0,29 V

2I-(aq)                                             I2(aq) + 2e                      E0 = -0,54 V
2Fe3+(aq) + 2e                               2Fe2+(aq)                        E0 = +077 V
2I-(aq) + 2Fe3+(aq)                                    I2(aq) + 2Fe2+(aq) E0 = +0,23 V
Ion halida yang dapat mereduksi ion besi (III) adalah ion I- karena memiliki potensial reaksi (E0) positif yaitu +0,23 V, sedangkan ion- ion halida yang lain memiliki E0 negatif. Daya pereduksi ion halida pada sistem periodik unsur dari atas ke bawah semakin bertambah sehingga I- merupakan reduktor terkuat. Jadi, urutan daya pereduksi ion halida dari yang terbesar adalah  I- > Br- > Cl- > F-. Akan tetapi, hasil percobaan menunjukkan bahwa daya pereduksi ion halida terkuat dimulai dari KI> KCl > NaBr sehingga hasil percobaan kurang tepat.

VIII.         Pembahasan
Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari dan mengkaji daya oksidasi halogen terhadap Fe2+ serta daya reduksi ion halida terhadap Fe3+. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dilakukan 3 percobaan yaitu membedakan ion Fe2+ dari ion Fe3+, membandingkan daya oksidasi halogen dan membandingkan daya reduksi ion halida
Pada kegiatan I yaitu membedakan ion Fe2+ dari ion Fe3+  dengan menambahkan larutan KSCN 1 tetes ke dalam larutan FeSO4 dan Fe2(SO4)3. Penambahan larutan KSCN berfungsi untuk menguji adanya ion Fe3+ dengan adanya perubahan warna.Dari percobaan tersebut diperoleh hasil bahwa terjadi perubahan warna pada larutan FeSO4 dan Fe2(SO4)3. Pada larutan Fe2(SO4)3  perubahan warna yang terjadi lebih gelap/ hitam daripada FeSO4, yaitu pada FeSO4 berwarna merah terang sedangkan pada Fe2(SO4)3 berwarna merah tua kehitaman. Warna gelap ini menunjukkan bahwa pada larutan Fe2(SO4)3  memiliki unsur Fe lebih banyak daripada FeSO4 sehingga larutan Fe2(SO4)3 lebih kuat bila dibanding larutan FeSO4 dan menyebabkan reaksi ke kanan.
Pada kegiatan II yaitu membandingkan daya oksidasi halogen. Percobaan ini dilakukan dengan menambahkan larutan FeSO4 pada ion halogen, kemudian ditetesi larutan KSCN. Setelah ditambahkan larutan FeSO4 dan KSCN ternyata ion halogen mengalami perubahan warna. Pada Br2 perubahan warna yang terjadi adalah merah tua kehitaman, pada I2 merah terang sedangkan pada Cl2 merah tua kecoklatan. Dari hasil percobaan tersebut, halogen yang dapat mengoksidasi ion Fe2+ adalah Br2 karena memiliki warna yang paling tua, sehingga urutan daya pengoksidasi halogen menurut percobaan yaitu Br2> Cl2 > I2.
Persamaan reaksi antara halogen dengan ion besi (II) sebagai berikut:
Cl2(aq) + 2e                                  2Cl-(aq)                          E0 = +1,36 V
2Fe2+(aq)                                      2Fe3+(aq) + 2e                E0 = -077 V
Cl2(aq) + 2Fe2+(aq)             2Cl-(aq) + 2Fe3+(aq)            E0 = +0,59 V

Br2(aq) + 2e                                  2Br-(aq)                          E0 = +1,06 V
2Fe2+(aq)                                      2Fe3+(aq) + 2e                E0 = -077 V
Br2(aq) + 2Fe2+(aq)                  2Br-(aq) + 2Fe3+(aq)  E0 = +0,29 V

I2(aq) + 2e                                    2I-(aq)                             E0 = +0,54 V
2Fe2+(aq)                                      2Fe3+(aq) + 2e                E0 = -077 V
I2(aq) + 2Fe2+(aq)                            2I-(aq) + 2Fe3+(aq)               E0 = -0,23 V
Dari persamaan reaksi tersebut, ternyata reaksi yang menghasilkan potensial elektroda (E0) positif  hanya Cl2 dan Br2, sedangkan I2 menghasilkan E0 negatif sehingga halogen yang diharapkan dapat mengoksidasi ion Fe2+ hanya Cl2 dan Br2. Urutan daya pengoksidasi ion halogen dari yang terkuat yaitu Cl2> Br2> I2. Akan tetapi menurut percobaan halogen yang dapat mengoksidasi ion Fe2+ hanya Br2 serta urutan daya pengoksidasi halogen terkuat dimulai dari Br2> Cl2 > I2 sehingga hasil percobaan kelompok kami belum sepenuhnya akurat.
Pada kegiatan III yaitu membandingkan daya reduksi ion halide. Larutan yang digunakan pada percobaan ini adalah larutan Fe2(SO4)3. Larutan tersebut ditambahkan pada ion halida, kemudian ditetesi larutan KSCN. Setelah ditambahkan larutan Fe2(SO4)3 dan KSCN ternyata ion halida mengalami perubahan warna. Pada larutan KI perubahan warna yang terjadi adalah merah terang, pada larutan KCl merah tua sedangkan pada larutan NaBr merah lebih tua. Dari hasil percobaan tersebut, halida yang dapat mereduksi ion Fe3+ adalah I- karena memiliki warna yang paling terang, sehingga urutan daya pereduksi halida dari yang terkuat menurut percobaan yaitu KI> KCl> NaBr.
Persamaan reaksi antara ion halida dengan ion besi (III) :
2Cl-(aq)                                          Cl2(aq) + 2e                   E0 = -1,36 V
2Fe3+(aq) + 2e                               2Fe2+(aq)                        E0 = +077 V
2Cl-(aq) + 2Fe3+(aq)                                 Cl2(aq) + 2Fe2+(aq)              E0 = -0,59 V

2Br-(aq)                                          Br2(aq) + 2e                   E0 = -1,06 V
2Fe3+(aq) + 2e                               2Fe2+(aq)                        E0 = +077 V
2Br-(aq) + 2Fe3+(aq)                                 Br2(aq) + 2Fe2+(aq)              E0 = -0,29 V

2I-(aq)                                             I2(aq) + 2e                      E0 = -0,54 V
2Fe3+(aq) + 2e                               2Fe2+(aq)                        E0 = +077 V
2I-(aq) + 2Fe3+(aq)                                    I2(aq) + 2Fe2+(aq) E0 = +0,23 V
Dari persamaan reaksi tersebut, ternyata reaksi yang menghasilkan potensial elektroda (E0) positif  atau paling besar hanya I- sedangkan Cl- dan Br- menghasilkan E0 negatif sehingga halida yang dapat mereduksi ion Fe3+ hanya I-. Urutan daya pereduksi ion halida dari yang terkuat yaitu I-> Br-> Cl- sedangkan menurut hasil percobaan daya pereduksi ion halida terkuat dimulai dari KI> KCl > NaBr sehingga hasil percobaan kami kurang tepat.
Bila ditinjau kembali, hasil percobaan kelompok kami pada kegiatan II dan III belum sepenuhnya akurat. Kesalahan- kesalahan tersebut disebabkan :
Ø  Kurang telitinya praktikan dalam pengamatan
Ø  Alat dan  bahan praktikum kurang steril
IX.            Simpulan
Setelah melakukan praktikum tersebut, dapat disimpulkan bahwa:
1.      Daya pengoksidasi ion halogen menurun atau berkurang dari atas ke bawah dalam satu golongan pada sistem periodik unsur yaitu dari Cl2 ke I2. Jadi, urutan daya pengoksidasi ion halogen dari yang terkuat yaitu Cl2> Br2> I2.
2.       Daya pereduksi ion halida semakin kuat atau bertambah dari atas ke bawah dalam satu golongan pada sistem periodik unsur yaitu dari Cl- ke I-. Jadi, I- merupakan reduktor terkuat sedangkan Cl- merupakan reduktor terlemah, sehingga urutan daya pereduksi ion halida dari yang terkuat yaitu I-> Br->Cl-.

X.            Daftar Pustaka
Ø  Purba, Michael.2007.Kimia untuk SMA kelas XII.Jakarta:Penerbit Erlangga
Ø  Hara.2011. Mengkaji Daya Oksidasi Halogen dan Daya Reduksi Ion Halida.(Online).(http://eclipse35th.wordpress.com/2011/10/25/mengkaji-daya-oksidasi-halogen-dan-daya-reduksi-ion-halida/, diakses pada hari Selasa, 29 Oktober 2013, pukul 11.24)
Kebumen, 31 Oktober 2013
Praktikan,



Maya Afifah

0 komentar:

Posting Komentar

 

MAYA'S LIFE Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review