Art and Culture Task
Lir
- ilir
Lirik Lagu Lir- ilir
Lir-ilir, Lir-ilir
Tandure wus sumilir
Tak ijo royo-royo tak sengguh temanten anyar
Cah angon, cah angon penekno blimbing kuwi
Lunyu-lunyu penekno kanggo mbasuh dodotiro
Dodotiro, dodotiro kumitir
bedhah ing pinggir
Dondomono, jlumatono kanggo sebo mengko sore
Mumpung padhang rembulane , mumpung jembar kalangane
Yo surako…
surak iyo…
Arti Lagu Lir- ilir
Bangunlah, bangunlah
Tanaman sudah bersemi
Demikian menghijau bagaikan pengantin baru
Anak gembala, anak gembala panjatlah (pohon) belimbing
itu
Biar licin dan susah tetaplah kau panjat untuk membasuh
pakaianmu
Pakaianmu, pakaianmu terkoyak-koyak di bagian samping
Jahitlah, benahilah untuk menghadap nanti sore
Ayo bersoraklah dengan sorakan iya
Makna yang terkandung dalam lagu
Lir-ilir adalah sbb:
1. Lir-ilir,
Lir-ilir
(Bangunlah, bangunlah)
2. Tandure
wus sumilir
(Tanaman sudah bersemi)
3. Tak
ijo royo-royo
(Demikian menghijau)
4. Tak
sengguh temanten anyar
(Bagaikan pengantin baru)
Makna:Sebagai umat Islam kita
diminta bangun. Bangun dari keterpurukan, bangun dari sifat malas untuk lebih
mempertebal keimanan yang telah ditanamkan oleh Alloh dalam diri kita yang
dalam ini dilambangkan dengan tanaman yang mulai bersemi dan demikian
menghijau. Terserah kepada kita, mau tetap tidur dan membiarkan tanaman iman
kita mati atau bangun dan berjuang untuk menumbuhkan tanaman tersebut hingga
besar dan mendapatkan kebahagiaan seperti bahagianya pengantin baru.
1. Cah
angon, cah angon
(Anak gembala, anak gembala)
2. Penekno
Blimbing kuwi
(Panjatlah (pohon) belimbing itu)
3. Lunyu-lunyu
penekno
(Biar licin dan susah tetaplah kau panjat)
4. Kanggo
mbasuh dodotiro
(untuk membasuh pakaianmu)
Makna: Disini disebut anak
gembala karena oleh Alloh, kita telah diberikan sesuatu untuk digembalakan
yaitu HATI. Bisakah kita menggembalakan hati kita dari dorongan hawa nafsu yang
demikian kuatnya? Si anak gembala diminta memanjat pohon belimbing yang
notabene buah belimbing bergerigi lima buah. Buah belimbing disini
menggambarkan lima rukun Islam. Jadi meskipun licin, meskipun susah kita harus
tetap memanjat pohon belimbing tersebut dalam arti sekuat tenaga kita tetap
berusaha menjalankan Rukun Islam apapun halangan dan resikonya. Lalu apa
gunanya? Gunanya adalah untuk mencuci pakaian kita yaitu pakaian taqwa.
1. Dodotiro,
dodotiro
(Pakaianmu, pakaianmu)
2. Kumitir
bedhah ing pinggir
(terkoyak-koyak dibagian samping)
3. Dondomono,
jlumatono
(Jahitlah, Benahilah!!)
4. Kanggo
sebo mengko sore
(untuk menghadap nanti sore)
Makna: Pakaian yang dimaksud
adalah pakaian taqwa kita. Sebagai manusia biasa pasti terkoyak dan berlubang
di sana sini, untuk itu kita diminta untuk selalu memperbaiki dan membenahinya
agar kelak kita sudah siap ketika dipanggil menghadap kehadirat Alloh SWT.
1. Mumpung
padhang rembulane
(Mumpung bulan bersinar terang)
2. Mumpung
jembar kalangane
(mumpung banyak waktu luang)
3. Yo
surako surak iyo!!!
(Bersoraklah dengan sorakan Iya!!!)
Makna: Kita diharapkan melakukan
hal-hal diatas ketika kita masih sehat (dilambangkan dengan terangnya
bulan) dan masih mempunyai banyak waktu luang dan jika ada yang mengingatkan
maka jawablah dengan iya.
Kelompok 8 Seni Budaya :
1.
Fajar Faozathul Khikmah (09/ XI IPA 3)
2.
Galih Renandi (10/
XI IPA 3)
3.
Maya Afifah (
18/ XI IPA 3)
8 komentar:
really good, i likes..........
ijin share :)
saya akhir2 ini sangat tertarik untuk bernyanyi lagu ini,,dan entah knpa saya teringat terus dengan lirik nya,,,dan saya cari maknya,,sungguh mengesankan,,nice post
rollback gan :)
Sungguh sebuah nasehat yg disampaikan dg cara yg luar biasa, mudah diingat dan dihafalkan, shg akan mudah dipraktekkan. Sungguh indah cara para wali dalam menyampaikan nilai-nilai Islam. Smg kita bisa mencontohnya.
Klo boleh jujur liriknya bikin saya nangis
Subhanallah..indahnya Islam
Allahuakbar
Subhanallah
Posting Komentar