I.
Judul
Praktikum dan Tanggal Praktikum
a. Judul
Praktikum : Perpindahan
Kalor secara Konduksi
b. Tanggal
Praktikum : 18 Januari
2012
II.
Tujuan
Pengamatan
Menyelidiki
perpindahan kalor secara konduksi pada berbagai jenis logam
III.
Dasar
Teori
Konduksi
adalah perpindahan kalor tanpa disertai perpindahan partikel. Misal, sendok
yang teredam dalam mangkuk berisi sup
panas. Apabila disentuh, ujung sendok akan terasa panas walaupun ujung sendok
tersebut tidak bersentuhan langsung dengan sumber kalor (sup panas). Laju
perpindahan kalor secara konduksi bergantung pada :
ü Panjang
L
ü Luas
penampang A
ü Konduktivitas
termal k atau jenis bahan
ü Beda
suhu
T
Oleh
karena itu, banyak kalor Q yang dapat
berpindah selama waktu t tertentu
ditulis dengan persamaan berikut :
H =
= kA
atau Q
= kAt
Makin
besar nilai k suatu bahan, makin
mudah zat itu menghantarkan kalor. Bahan konduktor mempunyai nilai k besar, sedangkan bahan isolator
mempunyai nilai k kecil.
Berdasarkan
kemampuan menghantar kalor, zat dibagi atas 2 golongan, yaitu
a) Konduktor,
yaitu zat yang dapat dengan mudah menghantarkan kalor (contoh : alumunium,
baja)
b) Isolator,
yaitu zat yang sukar menghantarkan kalor (contoh : plastic , kayu )
Bahan
yang bersifat konduktor maupun isolator masing-masing mempunyai manfaat dalam
kehidupan sehari-hari, tentu saja sesuai dengan penggunaannya. Sebagai contoh,
untuk memanaskan makanan, kita tidak perlu menyentuhkan kalor dari api langsung
ke makanan. Akan tetapi dapat kita
gunakan panci alumunium yang gagangnya terbuat dari plastik tahan panas. Panci
aluunium adalah konduktor yang baik sebagai media untuk memindahkan kalor dari
api ke makanan, sedangkan gangang plastik adalah isolator yang baik sehingga dapat menahan panas dari
alumunium ke tangan.
Perpindahan
kalor secara konduksi dapat terjadi dalam 2
proses, yaitu
1) Pemanasan
pada satu ujung zat menyebabkan partikel – partikel pada ujung itu bergetar
lebih cepat dan suhunya naik, atau energy kinetiknya bertambah. Partikel–
partikel dengan energy kinetic lebih besar ini memberikan sebagian energy
kinetiknya kepada partikel- partikel tetangganya melalui tumbukan, sehingga
partikel- partikel ini memiliki energy kinetic lebih besar. Selanjutnya,
partikel- partikel ini memberikan sebagian energy kinetiknya ke partikel-
partikel tetangga berikutnya, demikian seterusnya sampai kalor mencapai ujung
yang dingin (tidak dipanasi). Proses perpindahan kalor seperti ini berlangsung lambat karena untuk memindahkan lebih
banyak kalor diperlukan beda suhu yang tinggi diantara kedua ujung.
2) Dalam
logam,kalor dipindahkan melalui elektron – electron bebas yang terdapat dalam
struktur atom logam. Electron bebas ialah electron yang dengan mudah dapat
berpindah dari satu atom ke atom lain. Di tempat yang dipanaskan, energy
electron- electron bertambah besar. Karena electron bebas mudah berpindah,
pertambahan energy ini dengan cepat dapat diberikan ke electron- electron lain
yang letaknya lebih jauh melalui tumbukan. Dengan cara ini, kalor berpindah lebih cepat.
IV.
Alat
dan Bahan
ü Batang
seng, besi, kaca dan tembaga
ü Kaki
tiga
ü Pembakar
spiritus dan korek api
ü Lilin
atau plastisin
V.
Langkah
Kerja
1. Letakkan
alat konduksi yang terdiri dari empat buah batang masing- masing : seng, besi,
kaca, dan tembaga diatas tripod (kaki tiga ).
2. Buatlah
bulatan plastisin dan letakkan pada ujung bawah batang logam.
3. Panaskan
alat konduksi bahan tersebut dalam pemanas spiritus.
4. Amatilah
bulatan plastisin mana yang cepat jatuh dari keempat bahan tersebut.
VI.
Hasil
Setelah
melakukan percobaan tersebut, dapat diketahui bahwa urutan jatuhnya lilin
sebagai berikut :
1. Lilin
pada tembaga
2. Lilin
pada alumunium
3. Lilin
pada kuningan
4. Lilin
pada seng
![*](file:///C:\DOCUME~1\SISWA_03\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif)
1. Bahan
manakah yang plastisinnya cepat jatuh? Mengapa? Apakah semua benda dapat
menghantarkan kalor?
2. Carilah
koefisien induksi masing- masing bahan dari berbagai sumber!
3. Buatlah
table berikut dari bahan yang paling
cepat menghantar panas!
No.
|
Nama Bahan
|
Koefisien
Konduksi
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4. Energi
kalor berpindah dari tempat. . . . . . . . . . . .ke tempat . . . . . . .
5. Cobalah
rasakan permukaan logam di dalam kelas. Manakah yang dingin dan panas? Mengapa?
6. Tempat
penyimpan air panas biasanya
ditutup dengan bahn tertentu. Sebutkan
bahan- bahan yang baik untuk menutup alat tersebut ( missal untuk termos)? Dan
manfaat dari bahan tersebut?
7. Jelaskan
bagaimana rompi atau shall penghangat tubuh membuat tubuh menjadi hangat bagi
yang memakainya!
8. Jelaskan
bagaimana bergeraknya partikel dari batang logam yang dipanaskan bisa sampai ke
bagian batang yang masih dingin!
9. Apa
yang dapat kamu simpulkan?
10. Berikan
dua contoh konduktor yang baik dalam
kehidupan sehari- hari!
![*](file:///C:\DOCUME~1\SISWA_03\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif)
1. Bahan
yang lilinnya cepat jatuh adalah tembaga, karena tembaga adalah bahan yang mempunyai
nilai konduktivitas termal k (jenis bahan) yang besar sehingga mudah untuk
menghantarkan panas dan kerena panas inilah lilin menjadi jatuh.
Tidak semua benda dapat menghantarkan
kalor, ada benda yang tidak dapat menghantarkan kalor yaitu isolator panas.
Isolator ini mempunyai nilai konduktivitas termal k (jenis bahan) yang kecil, jadi benda yang
terbuat dari bahan ini sulit untuk menghantarkan kalor. Makin besar nilai
konduktivitas termal k (jenis bahan) suatu bahan, makin besar nilai konduktivitas
termal k suatu bahan, makin mudah zat menghantarkan kalor.
2. Tembaga : 385 W/m K
Alumunium : 205 W/m K
Kuningan : 109 W/m K
Seng :
101 W/m K
3.
No.
|
Nama Bahan
|
Koefisien
Konduksi
|
1.
|
Tembaga
|
385 W/m K
|
2.
|
Alumunium
|
205 W/m K
|
3.
|
Kuningan
|
109 W/m K
|
4.
|
Seng
|
101 W/m K
|
4. Energi
kalor berpindah dari tempat atau benda yang bersuhu tinggi ke tempat atau benda
yang bersuhu rendah.
5. Bagian
yang panas adalah permukaan logam bagian bawah, karena logam tersebut telah
mendapat aliran kalor dan berkontraksi terlebih dahulu dengan benda
sekelilingnya. Kalor merambat dari bagian bawah permukaan logam terlebih
dahulu, sehingga permukaan bagian atas logam masih terasa dingin.
6.
Bahan yang baik untuk menutup tempat
tersebut yaitu bahan – bahan yang termasuk isolator, seperti bahan yang terbuat
dari plastic, kayu, kertas, kain dll. Manfaatnya yaitu agar kita dapat memegang
tempat tersebut tanpa merasa panas karena konduksi.
7.
Rompi / shall terbuat dari bahan yang
menyerap sinar matahari dan sinar ultraviolet sehingga dapat menghangatkan
tubuh. Selain itu, tubuh juga berperan sebagai perangkap udara yang mampu
menahan panas (kalor) yang akan keluar secara konduksi dari tubuh.
8. Pemanasan
pada ujung logam menyebabkan partikel pada ujung itu bergetar lebih cepat dan
suhunya naik, atau energy kinetiknya bertambah. Partikel dengan energy kinetic
lebih besar ini memberikan sebagian energy kinetiknya kepada partikel- partikel
tetangganya melalui tumbukan, sehingga partikel- partikel ini memiliki energy
kinetic lebih besar. Selanjutnya, partikel- partikel ini memberikan sebagian
energy kinetiknya ke partikel- partikel tetangga berikutnya, demikian
seterusnya sampai kalor mencapai ujung yang dingin (tidak dipanasi). Proses
perpindahan kalor seperti ini berlangsung lambat
karena untuk memindahkan lebih banyak kalor diperlukan beda suhu yang
tinggi diantara kedua ujung.
9. Saya
dapat menyimpulkan bahwa konduksi menghantarkan panas tanpa disertai
perpindahan partikel, tembaga memiliki nilai konduktivitas yang tinggi di
banding dengan bahan lain sehingga lilin pada alumunium jatuh lebih dulu.
Kalor berpindah
dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah. Semakin besar
nilai konduktivitas termal k (jenis
bahan), maka semakin mudah benda itu untuk menghantarkan kalor.
10. Contoh
konduktor yang baik dalam kehidupan sehari- hari yaitu :
-
Alumunium pada panic
-
Logam pada setrika
VII.
Pembahasan
Untuk
mengetahui perpindahan kalor secara konduksi pada berbagai jenis logam, maka
kami melakukan percobaan tersebut. Konduksi adalah perpindahan kalor yang tidak
disertai perpindahan zat penghantar. Kalor berpindah dari benda yang bersuhu
tinggi ke benda yang bersuhu rendah. Semakin besar nilai konduktivitas termal k (jenis bahan), maka semakin mudah
benda itu untuk menghantarkan kalor.
Tembaga
merupakan bahan yang termasuk ke dalam logam. Oleh karena itu, tembaga
merupakan konduktor. Koefisien konduksi tembaga merupakan yang paling tinggi di
antara logam-logam yang diujikan. Koefisien konduksi tembaga yaitu 385 W/m K.
Dengan mempunyai koefisien konduksi yang tinggi berarti tembaga termasuk
konduktor yang paling baik. Karena koefisien konduktivitasnya tinggi, maka akan
semakin mudah untuk menghantarkan panas. Dengan adanya perpindahan kalor secara
konduksi dan adanya koefisien konduksi yang tinggi , lilin yang diletakkan
dalam tembaga jatuh terlebih dahulu.
Alumunium
juga termasuk jenis logam dan konduktor. Alumunium mempunyai koefisien konduksi
yang tinggi, tetapi masih di bawah koefisien konduksi tembaga. Koefisien
konduksinya adalah 205 W/m K. Karena alumunium termasuk konduktor, maka terjadi
perpindahan panas dari ujung alumunium yang terkena panas menuju ujung yang ada
lilinnya. Dengan didukung oleh koefisien konduktivitasnnya, lilin yang ada
adalam alumunium jatuh kedua setelah tembaga.
Kuningan merupakan bahan yang termasuk ke dalam
jenis logam dan dapat menghantarkan panas (konduktor). Kuningan mempunyai
koefisien konduksi yang cukup rendah jika dibandingkan dengan tembaga dan
alumunium. Koefisien konduksinya adalah 109 W/m K. Kuningan dapat menghantarkan
panas, maka terjadi perpindahan panas dari ujung yang bersuhu tinggi ke ujung
yang bersuhu rendah. Oleh karena itu,
lilin yang ada dalam kuningan jatuh. Lilin tersebut jatuh nomor tiga setelah
tembaga dan alumunium. Seng termasuk ke dalam konduktor karena
seng merupakan logam. Seng mempunyai daya hantar yang kurang baik jika
dibandingkan dengan tembaga, alumunium, dan kuningan. Namun, seng masih bisa
menghantarkan panas. Koefisien konduksi seng rendah, yaitu 110 W/m K. Karena hal
tersebut, lilin yang ada dalam seng jatuh paling akhir.
Berdasarkan pembahasan di atas, urutan bahan
yang konduktivitasnya paling baik, yaitu tembaga, alumunium, kuningan, dan
seng.
VIII.
Kesimpulan
Setelah
melakukan praktikum tersebut, dapat disimpulkan bahwa konduksi merupakan
perpindahan kalor tanpa disertai perpindahan partikel. Semua logam dapat
menghantarkan listrik termasuk tembaga, alumunium, kuningan dan seng. Logam-
logam tersebut dapat menghantarkan listrik sesuai tinggi konduktivitas yang
dimiliki logam tersebut.
Kalor berpindah dari benda yang bersuhu tinggi ke
benda yang bersuhu rendah. Semakin besar nilai konduktivitas termal k (jenis bahan), maka semakin mudah
benda itu untuk menghantarkan kalor. Oleh karena itu, yang jatuh terlebih
dahulu yaitu lelehan lilin pada tembaga, kemudian disusul alumunium, kuningan
dan seng.
IX.
Daftar
Pustaka
Kanginan, Marthen.2007.Fisika Untuk SMA kelas X Semester 2.Jakarta:Erlangga
Supiyanto. 2007.
Fisika untuk SMA Kelas X. Jakarta:
Phibeta.
Kanginan,
Marthen. 2007. IPA Fisika untuk SMP Kelas VII. Bandung : Erlangga
http://smartgress.blogspot.com/2011/05/laporan-fisika-konveksikonduksi.html
Kebumen,
25 Januari 2012
Praktikan,
Maya
Afifah
I.
Judul
Praktikum dan Tanggal Praktikum
a. Judul
Praktikum : Perpindahan
Kalor secara Konveksi
b. Tanggal
Praktikum : 18 Januari 2012
II.
Tujuan
Percobaan
Mengetahui
dan memahami peristiwa konveksi pada zat cair.
III.
Dasar
Teori
Konveksi adalah perpindahan kalor yang disertai
perpindahan partikel-partikel zat. Terdapat dua jenis konveksi, yaitu konveksi alami dan konveksi paksa. Pada konveksi alami, pergerakan atau aliran energi
kalor terjadi akibat perbedaan massa jenis. Pada konveksi paksa, aliran panas
dipaksa dialirkan ke tempat yang dituju dengan bantuan alat tertentu, misalnya
dengan kipas angin atau blower.
Konveksi alami misalnya terjadi pada sistem ventilasi rumah, terjadinya angin
darat dan angin laut, dan aliran asap pada cerobong asap pabrik. Konveksi paksa
misalnya terjadi pada sistem pendingin mesin pada mobil, alat pengering rambut,
dan pada reaktor pembangkit tenaga nuklir.
Laju perpindahan kalor secara konveksi
bergantung pada permukaan luas benda A
yang
bersentuhan,
koefisien konveksi h, waktu t, dan beda suhu
antara benda dengan fluida.
Banyaknya kalor yang
dapat dihantarkan secara konveksi dapatdihitung dengan persamaan
berikut :
H =
= hA
atau Q
= hAt
Nilai h bergantung pada bentuk dan kedudukan
permukaan yang bersentuhan dengan fluida.
Konveksi (aliran) adalah perpindahan kalor yang disebabkan
oleh perbedaan massa jenis. Cara perpindahan kalor secara konveksi
(aliran) dapat terjadi di dalam zat cair dan gas.
IV.
Alat
dan Bahan
ü Alat
konveksi zat cair
ü Pembakar
spiritus
ü Statif
ü Zat
warna
ü Air
ü Bunsen
V.
Langkah
Kerja
1. Letakkan
alat konveksi zat cair pada statif seperti gambar.
KmnO4
Air
Statif
Pembakar
spiritus
2. Isilah
alat konveksi zat cair dengan air hingga penuh.
3. Panaskan
alat konveksi zat cair di tepi kanan bawah dengan pembakar spiritus.
4. Masukkan
zat warna atau teres melalui lubang atas.
5. Perhatikan
aliran zat warna dalam air.
VI.
Hasil
Gambar
Pengamatan :
Keterangan : Aliran zat
pewarna yang diberikan pada cerobong tersebut akan bergerak menuju sumber panas
dengan melewati aliran yang lebih dingin daripada melewati aliran yang lebih
panas (bergerak keatas).
![*](file:///C:\DOCUME~1\SISWA_03\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif)
1. Perpindahan
panas adalah proses dimana energi panas dipanaskan berpindah dari suatu tempat
ke tempat lainnya dengan pergerakan dari. . . . . . . . . .
2.Gambar
(a) dibawah menunjukkan air yang sedang
didinginkan.
Gambar (b) menunjukkan air yang sedang
dipanaskan. Panah- panah menunjukkan bagaimana arus konveksi mengalir.
3.Gambar
dibawah ini menunjukkan arus konveksi ketika air dipanaskan. Adannya aliran
tersebut jika kita memanaskan air sehingga terbentuk arus-arus.
4.Arus
konveksi dapat mengalir karena adanya perbedaan kepadatan antara cairan yang
dingin dan panas.
5.AC
di dalam ruangan sebaiknya ditempatkan dibagian atas atau bawah? Jabarkan
alasanmu!
6.Berikan
dua contoh aplikasi perpindahan panas dalam kehidupan sehari- hari!
![*](file:///C:\DOCUME~1\SISWA_03\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif)
1.Berpindah
dari suatu tempat ketempat lainnya dengan pergerakan dari bagian yang dipanasi (massa jenis air pada
bagian itu lebih kecil) ke bagian yang lebih dingin karena massa jenisnya lebih
besar atau bergerak menuju sumber panas dengan melewati aliran yang lebih
dingin daripada melewati aliran yang lebih panas.
2.
3.
4.
5.AC
sebaiknya dipasang pada dinding yang dekat dengan langit- langit. Ini akan
membuat sirkulasi yang baik untuk udara dingin yang menuju ke bagian dasar
ruangan , sementara udara hangat yang massa jenisnya lebih baik besar akan naik
menuju kumparan peniup untuk didinginkan, demikian seterusnya sehingga seluruh
ruangan bisa menjadi dingin secara merata. Proses pendinginan yang memanfaatkan
konveksi alam udara ini adalah efisien dan ini membuat konsumsi listrik menjadi
lebih rendah.
6.Contoh
perpindahan panas :
·
Pada pengering rambut (hair dryer)
·
Angin darat dan angin laut
VII.
Pembahasan
Konveksi yaitu
proses perpindahan kalor dari suatu bagian fluida kebagian lain akibat
pergerakan fluida itu sendiri (perpindahan kalor yang disertai perpindahan
partikel-partikel zat).
Pada
percobaan tersebut kita dapat mengetahui bahwa aliran zat
pewarna yang diberikan pada cerobong tersebut akan bergerak menuju sumber panas
dengan melewati aliran yang lebih dingin daripada melewati aliran yang lebih
panas. Hal itu disebabkan karena bagian
fluida yang menerima kalor (dipanasi)
memuai dan massa jenisnya menjadi lebih kecil, sehingga bergerak keatas.
Tempatnya digantikan oleh bagian fluida dingin yang jatuh kebawah karena massa
jenisnya lebih besar. Peristiwa ini mirip dengan mengapungnya suatu benda
karena massa jenis benda lebih kecil daripada massa jenis zat cair.
Pada
percobaan tersebut termasuk contoh konveksi alamiah. Pada konveksi alamiah,
pergerakan fluida terjadi akibat perbedaan massa jenis. Ketika air yang diberi
zat warna dipanasi, massa jenis air pada bagian itu menjadi kecil, sehingga air
bergerak naik ke atas. Tempatnya digantikan olrh air dingin yang bermassa jenis
lebih besar. Didalam air terbentuk lintasan tertutup yang ditunjukkan oleh arah
anak panah, disebut arah konveksi.
VIII.
Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan tersebut, saya dapat
menyimpulkan bahwa perpindahan kalor pada zat cair maupun zat gas akan menuju kearah suhu
yang lebih tinggi yaitu bergerak menuju sumber panas dengan
melewati aliran yang lebih dingin daripada melewati aliran yang lebih panas. Hal itu disebabkan karena bagian fluida yang menerima
kalor (dipanasi) memuai dan massa
jenisnya menjadi lebih kecil, sehingga zat pewarna tersebut bergerak keatas.
IX.
Daftar
Pustaka
Kanginan,
Marthen.2007.Fisika Untuk SMA kelas X
Semester 2.Jakarta:Erlangga. Supiyanto. 2007. Fisika untuk SMA Kelas X. Bandung : Phibeta.
http://smartgress.blogspot.com/2011/05/laporan-fisika-konveksikonduksi.html
Kebumen,
25 Januari 2012
Praktikan,
Maya
Afifah
I.
Judul
Praktikum dan Tanggal Praktikum
a. Judul
Praktikum : Kalorimeter
b. Tanggal
Praktikum : 18 Januari 2012
II.
Tujuan
Percobaan
1. Menentukan
kalor jenis suatu zat (besi, alumunium, dan tembaga).
2. Menghitung
dan menggunakan azas Black.
III.
Dasar
Teori
Hukum kekalan energi menyatakan bahwa
energi tidak dapat dimusnahkan dan
diciptakan
melainkan hanya dapat diubah dari suatu bentuk energi kebentuk
energi yang
lain. Misalnya pada peristiwa gesekan energi mekanik berubah
menjadi panas.
Pada mesin uap panas diubah menjadi energi mekanik. Demikian
pula energi
listrik dapat diubah menjadi panas atau sebaliknya. Sehingga dikenal
adanya
kesetaraan antara panas dengan energi mekanik/listrik, secara kuantitatif
hal ini
dinyatakan dengan angka kesetaraan panas-energi listrik/mekanik.
Kesetaraan panas-energi mekanik pertama
kali diukur oleh Joule dengan
mengambil energi
mekanik benda jatuh untuk mengaduk air dalam kalorimeter
sehingga air
menjadi panas. Energi listrik dapat diubah menjadi panas dengan
cara mengalirkan
arus listrik pada suatu kawat tahanan yang tercelup dalam air
yang
berada dalam kalorimeter. Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kalor. Kalorimeter umumnya digunakan untuk
menentukan kalor jenis suatu zat.
Beberapa jenis kalorimeter, yaitu :
§
Kalorimeter
Alumunium
§
Kalorimeter
Elektrik (digunakan untuk mengukur kalor jenis zat cair)
§ Kalorimeter gas
§ Kalorimeter bom
Energi listrik yang hilang dalam kawat
tahanan besarnya adalah:
W = v.i.t
Keterangan:
W = energi
listrik (joule)
v = tegangan
listrik (volt)
i = arus listrik
(ampere)
t = lama aliran
listrik (sekon)
Kalor adalah suatu bentuk energi yang
berpindah dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu lebih rendah
ketika benda itu saling berhubungan. Benda yang menerima kalor, suhunya akan
naik sedangkan benda yang melepas kalor,suhunya akan turun.
Besarnya kalor yang diserap atau dilepas oleh
suatu benda berbanding lurus
dengan:
1. Massa benda
2. Kalor jenis benda
3. Perubahan suhu
Jadi besarnya
kalor dapat dirumuskan:
Q = m.c.t
Dalam satuan SI, kalor adalah joule.
Satuan kalor yang lain adalah kalori.
Kesetaraan joule
dan kalori adalah sebagai berikut:
1 joule = 0,24
kalori
1 kalori = 4,184
joule
Satu
kalori adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikan suhu 1oC air
murni
yang massanya 1 gram. Kalor jenis (c) adalah banyaknya kalor yang diperlukan
untuk menaikan 1 kg zat
sebesar 1K atau
1oC.
Hukum kekalan energi kalor (azas black)
menyatakan bahwa “Pada pencampuran dua zat, banyaknya kalor yang dilepas
zat bersuhu tinggi sama dengan banyaknya kalor yang diterima zat bersuhu
rendah.”
Atau dapat
dirumuskan:
Qlepas Qterima
Maka energi listrik yang dilepaskan akan
diterima oleh air dalam kalorimeter dan kalorimeter itu sendiri, sehingga akan
terjadi perubahan panas pada air dan
kalorimeter.
IV.
Alat
dan Bahan
ü Gelas
beker
ü Pembakar/
lampu spiritus
ü Kalorimeter/
plastic
ü Kubus/
silinder logam
ü Neraca
ü Kaki
tiga + kasa
ü Thermometer
2 buah
ü Korek
api
V.
Langkah
Kerja
1. Panaskan
air dalam gelas beker sampai mendidih.
2. Timbanglah
masing- masing kalorimeter dan kubus/ silinder logam. Massa kalorimeter kosong
(m1) = 53, 6 gram dan massa logam (m2) =
Besi = 17,1 gram, tembaga = 22 gram, alumunium = 5,5 gram.
3. Isilah
calorimeter itu dengan air dingin (kira- kira sepertiga bagian) dan timbanglah!
Massa calorimeter + air dingin (m3) =53,6 gram+ 45, 6 gram = 99,2
gram
Suhu
air (t1) = 87 0 C
4. Setelah
air dalam gelas beker mendidih, masukkan kubus atau silinder logam yang telah
diikat dengan benang itu ke dalamnya beberapa menit! Catat suhu logam dalam air
itu (t logam) = 18 oC
5. Pindahkan
logam itu cepat- cepat dari air mendidih ke dalam calorimeter itu. Kemudian
catat suhu tertinggi dari calorimeter itu! Suhu campuran (tc) = 18 oC
6. Lakukan
percobaan diatas dengan logam yang berbeda.
VI.
Hasil
§ Suhu
air mendidih (suhu awal logam) :
87 oC
§ Suhu
air dingin dalam calorimeter :
13 oC
§ Massa
logam :
17,1 g
§ Massa
wadah calorimeter dan pengaduk :
83,5 g
§ Massa
air + wadah calorimeter :
99,2 g
§ Massa
air dingin dalam calorimeter :
45,6 g
§ Kalor
jenis air dingin :
1 kal/goC
1. Sesudah
logam dimasukkan kedalam calorimeter, suhu air dalam calorimeter naik,
kenaikkan suhunya = 18 oC. Kenaikkan suhu itu disebabkan oleh
perpindahan partikel dari air panas ke air dingin.
Kalor yang diserap air dalam calorimeter
itu = kalor yang dilepaskan
2. Sesudah
logam yang dimasukkan ke dalam calorimeter, suhu logam itu turun. Penurunan
suhunya= 18 o C. Penurunan
suhu tersebut disebabkan oleh perpindahan partikel larutan/ campuran air
3. Jika
dianggap tidak ada kalor yang terbuang dan calorimeter tidak menyerap kalor,
maka logam itu melepas kalor sebanyak 0 Joule / 0 Kal
4. Berapakah
kalor jenis logam itu berdasarkan percobaan diatas?
“ Bandingkan dengan kalor jenis masing-
masing logam menurut teori”.
![*](file:///C:\DOCUME~1\SISWA_03\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif)
Hasil percobaan mungkin berbeda dengan
teori. Tuliskan factor- factor yang menyebabkan perbedaan itu !
![*](file:///C:\DOCUME~1\SISWA_03\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif)
Faktor- factor yang menyebabkan
percobaan berbeda dengan teori adalah :
v Kurang
teliti dalam menimbang air dan kalorimeter.
v Kurang teliti dalam mengukur suhu air.
v Kemungkinan
ada energi yang diserap oleh benda lain atau suhu logam waktu dipanaskan banyak
yang hilang ke lingkungan.
v Kesalahan dalam perhitungan
v Dalam
pengukuran suhu akhir campuran air belum tercampur seluruhnya.
VII.
Pembahasan
Dalam
percobaan yang kami lakukan di atas menggunakan alat calorimeter, yaitu alat
yang digunakan untuk mengukur kalor jenis suatu zat. Pada kalori meter terdapat termometer yang digunakan untuk
mengukur suhu campuran. Untuk menentukan kapasitas kalor mula-mula mengukur
suhu air dingin kemudian menimbangnya. Setelah itu memanaskan air hingga panas.
Setelah panas dan telah diukur suhunya
dicampur dengan air dingin yang berada dalam calorimeter .Kemudian kita ukur
suhu campuran air tersebut. Dalam memasukkan air yang panas tadi harus cepat
supaya suhu air panas tidak turun dan jangan sampai tumpah karena dapat
mengurangi massa dari air panas tadi.
Untuk mengetahui kalor jenis kalori
meter menggunakan rumus :
Qlepas = Qterima
Qap
= Qad + Qkalori
map x cair x ΔT1 = mad x cair x ΔT2 + mk x ck x ΔT2
Dan
hasil yang saya peroleh seperti yang tercantum diatas.
VIII.
Kesimpulan
Setelah
melakukan percobaan tersebut dapat disimpulkan bahwa :
ü
Kalorimeter
adalah alat untuk mengukur kalor jenis suatu zat.
ü
Energi
tidak dapat dimusnahkan dan tidak dapat diciptakan.
ü
Kalor
berpindah dari suhu tinggi ke suhu yang lebih rendah hingga suhu menjadi
termal.
ü
Kalor
sebanding dengan massa benda, kalor jenis benda dan perubahan suhu.
ü
Kalor
jenis adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikan 1 kg zat sebesar 1K
atau 1oC.
ü
Perbandingan
antara banyaknya kalor yang diberikan terhadap kenaikan suhu benda dinamakan
kapasitas kalor.
ü
Dalam
suatu sistem, jumlah kalor yang diberikan oleh suatu zat yang mempunyai suhu
lebih tinggi sama dengan jumlah kalor yang diterima zat lain yang bersuhu lebih
rendah.
ü
Hukum
azas Black dapat dibuktikan dengan percobaan ini.
IX.
Daftar
Pustaka
Kanginan, Marthen.2007.Fisika Untuk SMA kelas X Semester 2.Jakarta:Erlangga.
Kebumen,
25 Januari 2012
Praktikan,
Maya
Afifah
0 komentar:
Posting Komentar