Laporan Kimia
Daya Pengoksidasi
Halogen dan
Daya Pereduksi Halida
Disusun oleh :
Nama :
Maya Afifah
Kelas :
XII IPA 1
No. :
18
SMA Negeri 1
Kebumen
2013/ 2014
I.
Judul Praktikum dan
Tanggal Praktikum
a.
Judul Praktikum : Mengkaji Daya
Pengoksidasi Halogen dan Daya Pereduksi Halida
b.
Tanggal Praktikum : 24 Oktober 2013
II.
Tujuan Pengamatan
1. Mempelajari dan mengkaji daya oksidasi
halogen terhadap Fe2+
2. Mempelajari dan mengkaji daya reduksi
ion halida terhadap Fe3+
III.
Landasan Teori
Halogen berasl dari bahasa Yunani yang berarti
“pembentuk garam”. Dinamai demikian karena unsure-unsur tersebut bereaksi
dengan logam membentuk garam. Unsure-unsur halogen mempunyai 7 elektron valensi
pada subkulit ns2 np5. Konfigurasi elektron yang demikian
membuat unsur-unsur halogen bersifat sangat reaktif. Halogen cenderung menyerap
1 elektron membentuk ion bermuatan negatif satu.
Dalam bentuk unsur, halogen (X) terdapat sebagai molekul
diatomik (X2). Molekul X2 mengalami disosiasi menjadi
atom-atomnya. X2(g) → 2 X(g). Pada suhu kamar, fluorin
dan klorin berupa gas, bromin berupa zat cair yang mudah menguap, sedangkan
iodin berupa zat padat yang mudah menyublim. Halogen mempunyai warna dan aroma
tertentu. Fluorin berwarna kuning muda, Klorin berwarna hijau muda, Bromin
berwarna merah tua, Iodin padat berwarna hitam, sedangkan uap Iodin berwarna
ungu. Semua halogen berbau rangsang dan menusuk, serta bersifat racun. Kata
Klorin, Iodin, dan Bromin berasal dari bahasa Yunani yang artinya
berturut-turut adalah hijau, violet (ungu), dan bau pesing (amis). Larutan
halogen juga berwarna. Larutan Klorin berwarna hijau muda, larutan Bromin
berwarna coklat merah, dan larutan Iodin berwarna coklat. Dalam pelarut tak
beroksigen, seperti Tetraklorida (CCl4) atau Kloroform, Iodin
berwarna ungu
1.
Reaksi halogen
dengan logam
X2+ L
→ I A LX
II A LX2
III A LX3
2.
Reaksi halogen
dengan hydrogen
H2+ X2→
2 HX
3.
Reaksi
halogen dengan nonlogam dan metalloid tertentu. Reaksi dengan Fosfarus,
Arsen,dan Antimon menghasilkan trihalida jika halogennya terbatas, atau
pentahalida jikahalogennya berlebihan.
P4+ 6
Cl2→ 4 PCl3
P4+ 10
Cl2→ 4 PCl5
4.
Reaksi halogen
dengan air
X2+ H2O
→ HX + O2
5.
Reaksi
halogen dengan basa Klorin, Bromin, dan Iodin mengalami reaksidisproporsional
dalam basa.
6.
Reaksi
antarhalogen.
X2+ n
Y2→ 2 XYn
IV.
Alat dan Bahan
1. Tabung reaksi
2. Pipet tetes
3. Larutan KI
4. Larutan KCl
5. Larutan NaBr
6. Larutan FeSO4
7. Larutan Fe2(SO4)3
8. Larutan KSCN
9. LarutanCl2
10. Larutan I2
11. Larutan Br2
V.
Prosedur Kerja
1.
Membedakan ion Fe2+ dari ion Fe3+
Ambil dua tabung reaksi, masukkan
kira-kira 10 tetes larutan FeSO4 0,1 M ke dalam tabung pertama dan
kira-kira 10 tetes Fe2(SO4)3 0,1 M ke dalam
tabung kedua. Kemudian tambahkan 1 tetes larutan KSCN 0,1 M pada masing-masing
tabung reaksi. Catat pengamatan Anda.
2.
Membandingkan daya oksidasi halogen
Ambil
tiga tabung reaksi dan masukkan :
a.
10 tetes larutan klorin ke dalam
tabung 1
b.
10 tetes larutan bromine ke dalam
tabung 2
c.
10 tetes larutan iodine ke dalam
tabung 3
Tambahkan 10 tetes larutan FeSO4 0,1 M pada masing-masing tabung reaksi itu.
Kemudian tambahkan 1 tetes larutan KSCN 0,1 M pada tiap-tiap tabung reaksi
untuk menguji adanya ion Fe3+. Catat pengamatan Anda.
3.
Membandingkan daya reduksi ion halida
Ambil tiga buah tabung reaksi masukkan:
a.
10 tetes larutan NaCl ke dalam
tabung 1
b.
10 tetes larutan NaBr ke dalam
tabung 2
c.
10 tetes larutan KI ke dalam tabung
3
Tambahkan
10 tetes larutan Fe2(SO4)3 0.1 M pada
masing-masing tabung reaksi itu. Kemudian ditambahkan 1 tetes larutan KSCN 0.1
M pada tiap-tiap tabung reaksi. Amati perubahan yang terjadi.
VI.
Hasil
1.
Membedakan ion Fe2+ dari ion Fe3+
No.
|
Larutan Senyawa Besi
|
Perubahan warna setelah ditambahkan KSCN
|
1.
|
FeSO4
|
Merah
Terang
|
2.
|
Fe2(SO4)3
|
Merah
Tua Kehitaman
|
2.
Membandingkan daya oksidasi halogen
No.
|
Halogen
|
Perubahan warna setelah penambahan
|
|
Larutan FeSO4
|
Larutan
KSCN
|
||
1.
|
Larutan Bromin (Br2)
|
Kuning
cerah
|
Merah
tua kehitaman
|
2.
|
Larutan
Iodine (I2)
|
Kuning
cerah lebih muda
|
Merah
terang
|
3.
|
Larutan Klorin (Cl2)
|
Tidak
berwarna (bening)
|
Merah
tua kecoklatan
|
3.
Membandingkan daya reduksi ion halida
No.
|
Halida
|
Perubahan warna setelah penambahan
|
|
Larutan Fe2(SO4)3
|
Larutan
KSCN
|
||
1.
|
Larutan KI
|
Merah
|
Merah
terang
|
2.
|
Larutan
KCl
|
Merah
|
Merah
tua
|
3.
|
Larutan NaBr
|
Orange
|
Merah lebih tua
|
VII.
Pertanyaan & Jawaban
1. Kegiatan I
Pada kegiatan I tidak terdapat pertanyaan, akan tetapi didapatkan hasil percobaan
yaitu setelah ditambahkan 1 tetes larutan KSCN ternyata terjadi perubahan warna
pada larutan FeSO4 dan Fe2(SO4)3. Pada larutan Fe2(SO4)3 perubahan warna yeng terjadi lebih gelap/ hitam daripada FeSO4. Warna gelap ini menunjukkan bahwa pada larutan Fe2(SO4)3 memiliki unsur Fe lebih banyak daripada FeSO4 sehingga larutan Fe2(SO4)3 lebih kuat bila dibanding larutan FeSO4.
2. Kegiatan II
Pertanyaan :
1.)
Halogen manakah yang dapat mengoksidasi ion Fe2+?
2.) Berdasarkan
data potensial reduksi halogen, tentukan potensial reaksi antara halogen dengan
ion besi (II).
X2
(aq) + 2Fe2+ (aq) à 2X- (aq) + 2Fe3+ (aq) Eo = ? volt
Halogen manakah
yang diharapkan dapat mengoksidasi ion Fe2+ ?
Bandingkan
jawaban pertanyaan ini dengan hasil yang Anda peroleh dari kegiatan ini.
Jawaban :
1.)
Halogen yang dapat mengoksidasi ion Fe2+ menurut percobaan adalah Br2 karena memiliki warna yang paling tua.
3.) Persamaan reaksi antara halogen dengan ion besi (II) :
Cl2(aq) + 2e 2Cl-(aq) E0
= +1,36 V
2Fe2+(aq) 2Fe3+(aq)
+ 2e E0 =
-077 V
Cl2(aq) + 2Fe2+(aq) 2Cl-(aq) +
2Fe3+(aq) E0
= +0,59 V
Br2(aq) + 2e 2Br-(aq) E0
= +1,06 V
2Fe2+(aq) 2Fe3+(aq)
+ 2e E0 =
-077 V
Br2(aq) + 2Fe2+(aq) 2Br-(aq) + 2Fe3+(aq) E0 = +0,29 V
I2(aq) + 2e 2I-(aq) E0
= +0,54 V
2Fe2+(aq) 2Fe3+(aq)
+ 2e E0 =
-077 V
I2(aq) + 2Fe2+(aq) 2I-(aq)
+ 2Fe3+(aq) E0
= -0,23 V
Halogen yang
diharapkan dapat mengoksidasi ion Fe2+ adalah Cl2
dan Br2 karena ion-ion halogen tersebut setelah bereaksi dengan Fe2+
menghasilkan E0 positif, sedangkan ion I2 setelah
bereaksi menghasilkan E0 negatif karena I2 memiliki harga
potensial elektrode yang lebih kecil dibandingkan Cl2 dan Br2.
Akan tetapi hasil percobaan kelompok kami menunjukkan bahwa hanya ion Br2 yang
dapat mengoksidasi ion Fe2+. Hal ini sudah benar, akan tetapi kurang
tepat.
3.
Kegiatan III
Pertanyaan :
1.)
Bagaimanakah urutan daya pereduksi ion halida ?
2.)
Tentukanlah potensial reaksi antara ion halida dengan ion besi
(III).
2X-
(aq) + 2Fe3+ (aq) à X2 (aq) + 2Fe2+ (aq) Eo = ? volt
Ion Halida
manakah yang dapat mereduksi ion besi (III) ?
Bandingkan
jawaban pertanyaan ini dengan hasil kegiatan Anda.
Jawaban :
1.)
Urutan daya pereduksi ion halida berdasarkan hasil percobaan adalah KI >
KCl > NaBr
2.)
Persamaan reaksi antara ion halida dengan ion besi (III) :
2Cl-(aq)
Cl2(aq)
+ 2e E0 = -1,36
V
2Fe3+(aq) +
2e
2Fe2+(aq) E0
= +077 V
2Cl-(aq)
+ 2Fe3+(aq)
Cl2(aq) + 2Fe2+(aq) E0 = -0,59 V
2Br-(aq)
Br2(aq)
+ 2e E0 = -1,06
V
2Fe3+(aq) +
2e
2Fe2+(aq) E0
= +077 V
2Br-(aq)
+ 2Fe3+(aq)
Br2(aq) + 2Fe2+(aq) E0 = -0,29 V
2I-(aq)
I2(aq)
+ 2e E0 = -0,54
V
2Fe3+(aq) +
2e
2Fe2+(aq) E0
= +077 V
2I-(aq)
+ 2Fe3+(aq)
I2(aq) + 2Fe2+(aq) E0 = +0,23 V
Ion halida
yang dapat mereduksi ion besi (III) adalah ion I- karena memiliki potensial
reaksi (E0) positif yaitu +0,23 V, sedangkan ion- ion halida yang
lain memiliki E0 negatif. Daya pereduksi ion halida pada sistem
periodik unsur dari atas ke bawah semakin bertambah sehingga I-
merupakan reduktor terkuat. Jadi, urutan daya pereduksi ion halida dari yang
terbesar adalah I- > Br- > Cl- > F-. Akan tetapi, hasil percobaan menunjukkan
bahwa daya pereduksi ion halida terkuat dimulai dari KI> KCl > NaBr
sehingga hasil percobaan kurang tepat.
VIII.
Pembahasan
Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari
dan mengkaji daya oksidasi halogen terhadap Fe2+ serta daya reduksi ion halida terhadap Fe3+. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka
dilakukan 3 percobaan yaitu membedakan ion Fe2+
dari ion Fe3+,
membandingkan daya
oksidasi halogen
dan membandingkan daya
reduksi ion halida
Pada
kegiatan I yaitu membedakan ion Fe2+
dari ion Fe3+ dengan
menambahkan larutan KSCN 1 tetes ke dalam larutan FeSO4
dan Fe2(SO4)3. Penambahan larutan KSCN berfungsi untuk
menguji adanya ion
Fe3+ dengan adanya perubahan warna.Dari percobaan tersebut diperoleh
hasil bahwa terjadi perubahan warna pada
larutan FeSO4 dan Fe2(SO4)3. Pada larutan Fe2(SO4)3 perubahan warna yang terjadi lebih
gelap/ hitam daripada FeSO4, yaitu pada FeSO4
berwarna merah terang sedangkan pada Fe2(SO4)3 berwarna merah tua kehitaman. Warna gelap ini
menunjukkan bahwa pada larutan Fe2(SO4)3 memiliki unsur Fe lebih banyak daripada
FeSO4 sehingga larutan Fe2(SO4)3
lebih kuat bila dibanding larutan FeSO4 dan menyebabkan reaksi ke
kanan.
Pada
kegiatan II yaitu membandingkan daya
oksidasi halogen. Percobaan
ini dilakukan dengan menambahkan larutan FeSO4 pada ion halogen, kemudian ditetesi larutan KSCN.
Setelah ditambahkan larutan FeSO4 dan KSCN ternyata ion halogen mengalami perubahan
warna. Pada Br2 perubahan warna yang terjadi adalah merah tua
kehitaman, pada I2 merah terang sedangkan pada Cl2 merah
tua kecoklatan. Dari hasil percobaan tersebut, halogen yang dapat mengoksidasi ion Fe2+ adalah Br2 karena memiliki warna yang paling tua, sehingga
urutan daya pengoksidasi halogen menurut percobaan yaitu Br2> Cl2 > I2.
Persamaan reaksi antara halogen dengan ion besi (II) sebagai berikut:
Cl2(aq) + 2e 2Cl-(aq) E0
= +1,36 V
2Fe2+(aq) 2Fe3+(aq)
+ 2e E0 =
-077 V
Cl2(aq) + 2Fe2+(aq) 2Cl-(aq) +
2Fe3+(aq) E0
= +0,59 V
Br2(aq) + 2e 2Br-(aq) E0
= +1,06 V
2Fe2+(aq) 2Fe3+(aq)
+ 2e E0 =
-077 V
Br2(aq) + 2Fe2+(aq) 2Br-(aq) + 2Fe3+(aq) E0 = +0,29 V
I2(aq) + 2e 2I-(aq) E0
= +0,54 V
2Fe2+(aq) 2Fe3+(aq)
+ 2e E0 =
-077 V
I2(aq) + 2Fe2+(aq) 2I-(aq)
+ 2Fe3+(aq) E0
= -0,23 V
Dari persamaan
reaksi tersebut, ternyata reaksi yang menghasilkan potensial elektroda (E0)
positif hanya Cl2 dan Br2,
sedangkan I2 menghasilkan E0 negatif sehingga halogen
yang diharapkan dapat mengoksidasi ion Fe2+ hanya Cl2
dan Br2. Urutan daya
pengoksidasi ion halogen dari yang terkuat yaitu Cl2> Br2>
I2. Akan tetapi menurut percobaan halogen yang dapat mengoksidasi ion Fe2+ hanya
Br2 serta urutan daya pengoksidasi halogen terkuat dimulai dari Br2> Cl2 > I2 sehingga
hasil percobaan kelompok kami belum sepenuhnya akurat.
Pada
kegiatan III yaitu membandingkan
daya reduksi ion halide. Larutan yang digunakan pada percobaan ini adalah larutan Fe2(SO4)3. Larutan tersebut ditambahkan pada ion
halida, kemudian ditetesi larutan KSCN. Setelah ditambahkan larutan Fe2(SO4)3 dan KSCN ternyata ion halida mengalami perubahan
warna. Pada larutan KI perubahan warna yang terjadi adalah merah terang, pada larutan
KCl merah tua sedangkan pada larutan NaBr merah lebih tua. Dari hasil
percobaan tersebut, halida yang dapat mereduksi ion Fe3+ adalah I- karena memiliki warna yang paling terang, sehingga
urutan daya pereduksi halida dari yang terkuat menurut percobaan yaitu KI> KCl> NaBr.
Persamaan reaksi antara ion halida dengan ion besi (III) :
2Cl-(aq)
Cl2(aq)
+ 2e E0 = -1,36
V
2Fe3+(aq) +
2e
2Fe2+(aq) E0
= +077 V
2Cl-(aq)
+ 2Fe3+(aq)
Cl2(aq) + 2Fe2+(aq) E0 = -0,59 V
2Br-(aq)
Br2(aq)
+ 2e E0 = -1,06
V
2Fe3+(aq) +
2e
2Fe2+(aq) E0
= +077 V
2Br-(aq)
+ 2Fe3+(aq)
Br2(aq) + 2Fe2+(aq) E0 = -0,29 V
2I-(aq)
I2(aq)
+ 2e E0 = -0,54
V
2Fe3+(aq) +
2e
2Fe2+(aq) E0
= +077 V
2I-(aq)
+ 2Fe3+(aq)
I2(aq) + 2Fe2+(aq) E0 = +0,23 V
Dari persamaan
reaksi tersebut, ternyata reaksi yang menghasilkan potensial elektroda (E0)
positif atau paling besar hanya I-
sedangkan Cl- dan Br- menghasilkan E0 negatif
sehingga halida yang dapat mereduksi ion Fe3+ hanya I-.
Urutan daya pereduksi ion halida dari yang terkuat yaitu I->
Br-> Cl- sedangkan menurut hasil percobaan daya pereduksi ion halida terkuat dimulai dari KI> KCl >
NaBr sehingga hasil percobaan kami kurang tepat.
Bila ditinjau kembali, hasil percobaan kelompok kami pada
kegiatan II dan III belum sepenuhnya akurat. Kesalahan- kesalahan tersebut
disebabkan :
Ø Kurang telitinya praktikan dalam pengamatan
Ø Alat dan
bahan praktikum kurang steril
IX.
Simpulan
Setelah melakukan praktikum
tersebut, dapat disimpulkan bahwa:
1.
Daya pengoksidasi ion halogen menurun atau berkurang dari atas ke bawah dalam satu golongan pada sistem
periodik unsur yaitu dari Cl2 ke I2. Jadi, urutan daya
pengoksidasi ion halogen dari yang terkuat yaitu Cl2> Br2>
I2.
2.
Daya pereduksi ion halida semakin kuat atau bertambah dari atas ke bawah dalam satu golongan pada sistem
periodik unsur yaitu dari Cl- ke I-. Jadi, I-
merupakan reduktor terkuat sedangkan Cl- merupakan reduktor
terlemah, sehingga urutan daya pereduksi ion halida dari yang terkuat yaitu I->
Br->Cl-.
X.
Daftar Pustaka
Ø Purba, Michael.2007.Kimia untuk SMA kelas
XII.Jakarta:Penerbit Erlangga
Ø Hara.2011. Mengkaji Daya Oksidasi Halogen
dan Daya Reduksi Ion Halida.(Online).(http://eclipse35th.wordpress.com/2011/10/25/mengkaji-daya-oksidasi-halogen-dan-daya-reduksi-ion-halida/, diakses pada hari Selasa, 29 Oktober 2013,
pukul 11.24)
Kebumen, 31 Oktober 2013
Praktikan,
Maya Afifah
0 komentar:
Posting Komentar