Laporan Kimia
Reaksi Elektrolisis
![]() |
Disusun
oleh :
Nama : Maya Afifah
Kelas : XII IPA 1
No. : 18
SMA
Negeri 1 Kebumen
2013/2014
I.
Judul Praktikum dan Tanggal Praktikum
a.
Judul
Praktikum : Reaksi
Elektrolisis
b.
Tanggal
Praktikum : 26 September 2013
II.
Tujuan
Mempelajari perubahan- perubahan yang terjadi pada elektorisis
larutan garam Kalium Iodida (KI) dan larutan Tembaga (II) Sulfat
III.
Dasar Teori
Seorang ahli dari inggris bernama Michael Faraday mengalirkan arus
listrik ke dalam larutan elektrolit dan ternyata terjadi suatu reaksi kimia.
Proses penggunaan arus listrik untuk menghasilkan reaksi kimia disebut sel
elektrolisis. Arus listrik ini bias berasal dari sel volta.
Untuk memahami bagaimana reaksi kimia yang terjadi
dalam sel elektrolisis, maka perlu diingat ketentuan-ketentuan reaksi
elektrolisis. Dalam setiap ketentuan reaksi elektrolisis terjadi persaingan
antarspesi (ion atau molekul) untuk mengalami reaksi reduksi atau reaksi
oksidasi. Setiap zat yang mempunyai kemampuan reduksi besar akan mengalami
reaksi reduksi dan setiap zat yang mempunyai kemampuan oksidasi besar akan
mengalami reaksi oksidasi. Besar dan kecilnya kemampuan suatu zat untuk
mereduksi atau mengoksidasi dilihat dari potensial standar (E0).
1.
Sel Elektrolisis Bentuk Lelehan/Cairan/Liquid
Sel bentuk ini hanya
berlaku untuk senyawa ionik dengan tidak ada zat pelarut (tidak ada H2O).
Hanya ada kation dan anion.
Katode : Kation
langsung direduksi (X+(aq) + e–→ X(s))
Anode : Anion langsung
dioksidasi (Y(s) → Y+(aq) + e–).
Kation golongan utama
atau golongan transisi langsung direduksi.
2.
Sel Bentuk Larutan dengan Elektrode Tidak Bereaksi (Inert/Tidak Aktif)
Dalam sel bentuk ini
tidak ada pengaruh elektrode, hanya di samping kation dan anion diperhitungkan
juga adanya zat pelarut (adanya air). Elektrode yang digunakan adalah platina
(Pt) dan karbon (C).
a.
Ketentuan di Katode
Di katode terjadi
reaksi reduksi, untuk ini terjadi persaingan antara kation atau air. Untuk
kation yang mempunyai potensial reduksi lebih besar dibanding air, berarti
kation tersebut direduksi. Sedangkan jika potensial reduksi kation lebih kecil
dibanding air, maka H2O yang berhak direduksi. Untuk itu kita harus
mengetahui posisi H2O dalam deret volta. Posisi H2O dalam
deret volta terdapat di antara Mn dan Zn. Ternyata kebanyakan logam yang
berada di sebelah kiri H2O adalahlogam-logam golongan utama (golongan A),
kecuali logam Mn. Sedangkan logam yang berada di sebelah kanan H2O adalah
logam-logam golongan transisi (golongan B), kecuali H.
Secara sederhana:
Katode: Kation
→ Golongan utama, yang direduksi H2O.
2 H2O(l) +
2 e– → 2 OH–(aq) + H2(g)
Golongan transisi, yang
direduksi kation tersebut.
Misal: Fe3+(aq) +
3 e– → Fe(s)
b.
Ketentuan di Anode
Di anode terjadi reaksi
oksidasi, untuk ini terjadi persaingan antara anion dan air. Idealnya untuk
anion dengan potensial reduksi kecil atau dengan potensial oksidasi besar, maka
anion tersebut dioksidasi. Sedangkan untuk anion dengan potensial reduksi besar
atau potensial oksidasi kecil, maka H2O yang dioksidasi. Hanya saja
kebanyakan urutan potensial reduksi yang mudah untuk diingat adalah kation
bukan anion. Untuk memudahkan mengingat, kita lihat ada 2 golongan anion, yaitu
anion yang mengandung O, seperti SO4, NO3,maka yang
dioksidasi adalah H2O. Ini disebabkan karena anion tersebut sukar
dioksidasi Berarti anion ini sudah maksimum mengikat atom O sehingga tidak bisa
lagi dioksidasi. Sedangkan anion yang tidak mengandung O, seperti Cl–,
Br–, I–, dan OH– maka yang dioksidasi
adalah anion tersebut.
Secara sederhana:
Anode: anion
→ Yang mengandung O (SO42–, NO3–)
yang dioksidasi H2O.
H2O(l) → 4
H+(aq) + 4 e–+ O2(g)
Yang tidak mengandung O
(Cl–, Br–, I–, H–) yang dioksidasi
anionnya.
Contoh: 2 Cl–(aq) → Cl2(aq) +
2 e–
3.
Sel Bentuk Larutan dengan Elektrode Bereaksi (Elektrode Aktif)
Elektrode yang bereaksi
adalah elektrode bukan platina atau bukan karbon. Termasuk elektrode ini adalah
tembaga (Cu), perak (Ag), nikel (Ni), besi (Fe), dan lainnya. Elektrode
kebanyakan adalah logam, dengan demikian electrode mempengaruhi pada reaksi
oksidasi di anode. Jadi elektrode yang bereaksi hanya di anode. Sedangkan di
katode, elektrode tidak akan bereaksi.
Ketentuan sel ini:
Katode : Seperti
ketentuan kation pada larutan dengan elektrode tidak bereaksi.
Anode : Dioksidasi
elektrode tersebut, apapun anionnya tidak diperhatikan.
IV.
Alat
dan Bahan
1.
Larutan
KI 0,5M
2.
Larutan
CuSO4
3.
Indikator
Phenolftalein
4.
Amilum
5.
Elektroda
C (grafit)
6.
Power
supply
7.
Pipa
U
8.
Kabel
9.
Pipet
10.
Tabung
reaksi
11.
Stagtif
V.
Langkah Kerja
1.
Rangkai
sel elektrolisis
2.
Lakukan
proses elektrolisis larutan KI 0,5M sampai terlihat perubahan pada kedua sel
elektroda
3.
Dengan
menggunakan pipet tetes, pindahkan larutan dari ruang katoda ke dalam dua
tabung reaksi masing- masing 2 Ml. Tambahkan 2 tetes larutan amilum ke dalam
tabung 2. Catat perubahan yang terjadi.
4.
Lakukan
hal yang sama terhadap larutan dari ruang anoda
5.
Ulangi
langkah kerja 1-4 dengan mengganti larutan KI dengan larutan CuSO4
VI.
Hasil
1.
Pada
Larutan KI 0,5 M
Cairan
dari Ruang
|
Perubahan
selama elektrolisis
|
Perubahan
setelah ditambah PP
|
Perubahan
setelah ditambah amilum
|
Anoda
|
Berwarna
merah, tanpa gelembung
|
Tetap
berwarna kuning
|
Berwarna
hitam
|
Katoda
|
Warna
tetap, terjadi gelembung
|
Berwarna
merah
|
Tidak
berwarna
|
2.
Pada
Larutan CuSO4 0,5 M
Cairan
dari Ruang
|
Perubahan
selama elektrolisis
|
Anoda
|
Terjadi
gelembung
|
Katoda
|
Terdapat
endapan, berwarna merah coklat
|
VII.
Analisis Data
♥
Pertanyaan
1.
Zat
apakah yang terjadi di ruang katoda sebagai hasol elektrolisis? Jelaskan!
2.
Ion-
ion apakah yang terdapat di ruang katoda setelah dielektrolisis? Jelaskan!
3.
Tuliskan
persamaan setengah reaksi yang terjadi pada :
4.
Berikan
penjelasan mengenai hasil elektrolisis tersebut.
5.
Kesimpulan
apakah yang dapat diambil setelah melakukan kedua percobaan elektrolisis
diatas?
♥
Jawaban
a.
Larutan KI
1.
Zat
yang terjadi di ruang katoda sebagai hasil elektrolisis adalah gas H2.
Hal tersebut ditandai dengan adanya gelembung pada ruang katoda.
2.
Ion-
ion yang terdapat di ruang katoda setelah dielektrolisis adalah ion K+
dan OH-. Ion- ion tersebutlah yang menyebabkan larutan di katoda
bersifat basa.
3.
Persamaan
setengah reaksi yang terjadi pada :
a.
Katoda ( - ) : 2H2O
+ 2e 2OH- + H2O
![](file:///C:/Users/maya/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image003.png)
b.
Anoda ( + ) : 2I- I2 + 2e
![](file:///C:/Users/maya/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image003.png)
4.
Hasil
elektrolisis pada larutan KI 0,5 M
a.
Pada
ruang katoda, selama elektrolisis tidak terjadi perubahan warna, akan tetapi
menghasilkan gelembung. Gelembung ini berasal dari hasil reduksi H2O
yaitu gas H2. Namun, setelah ditetesi PP warna berubah
menjadi merah. Warna merah ini menunjukkan bahwa reaksi menghasilkan larutan
yang sifatnya basa (mengandung ion K+ dan OH+). Setelah
ditambah amilum, larutan menjadi tidak berwarna. Ini menunjukkan bahwa hasil
elektrolisis di ruang katoda tidak mengandung amilum.
b.
Pada
ruang anoda, selama elektrolisis terjadi perubahan warna menjadi merah dan
tidak terdapat gelembung. Akan tetapi, saat ditetesi PP berubah menjadi kuning
bening. Selain itu setelah ditambah amilum, terjadi perubahan warna dari kuning
menjadi hitam. Hal ini menunjukkan bahwa hasil elektrolisis di ruang anoda
tersebut mengandung amilum. Amilum ini berasal dari gas I2 hasil
dari reduksi 2I-.
Atau
reaksinya dapat ditulis sebagai berikut :
![](file:///C:/Users/maya/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image004.png)
![](file:///C:/Users/maya/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image005.png)
![](file:///C:/Users/maya/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image006.png)
![](file:///C:/Users/maya/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image007.png)
![](file:///C:/Users/maya/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image003.png)
![](file:///C:/Users/maya/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image008.png)
![](file:///C:/Users/maya/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image008.png)
![](file:///C:/Users/maya/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image009.png)
![](file:///C:/Users/maya/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image003.png)
![](file:///C:/Users/maya/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image010.png)
![](file:///C:/Users/maya/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image006.png)
Katoda anoda
5.
Kesimpulan
a. pada katoda : terbentuk larutan basa dari ion K+
dengan OH- serta terdapat gas
H2
b. pada anoda : terbentuk gas I2 yang
mengandung amilum
b.
Larutan CuSO4
1.
Zat yang
terjadi di ruang katoda sebagai hasil elektrolisis adalah Cu. Hal tersebut
ditandai dengan adanya endapan serta
larutan berwarna merah kecoklatan.
2.
Ion-
ion yang terdapat di ruang katoda setelah dielektrolisis adalah ion Cu2+
3.
Persamaan
setengah reaksi yang terjadi pada :
a.
Katoda ( - ) : 2Cu2+
+ 4e 2Cu
![](file:///C:/Users/maya/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image003.png)
b.
Anoda ( + ) : 2H2O 4H+
+ O2 + 4e
![](file:///C:/Users/maya/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image003.png)
4.
Hasil
elektrolisis pada larutan KI 0,5 M
c.
Pada
ruang katoda, selama elektrolisis terjadi perubahan warna menjadi merah
kecoklatan. Selain itu juga terdapat endapan. Endapan ini berasal dari reduksi
Cu2+ menjadi 2Cu. Pada ruang katoda tidak terjadi gelembung. Karena
hanya terbentuk endapan Cu.
d.
Pada
ruang anoda, selama elektrolisis tidak terjadi perubahan warna akan tetapi
terbentuk gelembung. Gelembung ini berasal dari oksidasi H2O menjadi
gas O2. Selain itu, larutan bersifat asam.
Atau
reaksinya dapat ditulis sebagai berikut :
![](file:///C:/Users/maya/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image011.png)
![](file:///C:/Users/maya/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image004.png)
![](file:///C:/Users/maya/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image006.png)
![](file:///C:/Users/maya/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image008.png)
![](file:///C:/Users/maya/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image007.png)
![](file:///C:/Users/maya/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image003.png)
![](file:///C:/Users/maya/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image012.png)
![](file:///C:/Users/maya/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image008.png)
![](file:///C:/Users/maya/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image003.png)
![](file:///C:/Users/maya/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image013.png)
![](file:///C:/Users/maya/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image006.png)
anoda katoda
5.
Kesimpulan
a. pada katoda : terbentuk endapan Cu
b. pada anoda : terbentuk larutan yang bersifat asam dari
H+ dengan SO42- serta terbentuk gelembung dari gas O2
VIII.
Pembahasan
Pada percobaan pertama yaitu elektrolisis larutan KI dengan karbon,
terlihat bahwa di ruang katoda tidak terjadi perubahan warna, akan tetapi
menghasilkan gelembung. Gelembung ini berasal dari hasil reduksi H2O
yaitu gas H2. Namun, setelah ditetesi dengan PP warna
berubah menjadi merah. Warna merah ini menunjukkan bahwa reaksi menghasilkan
larutan yang sifatnya basa (mengandung ion K+ dan OH+).
Setelah ditambah amilum, larutan menjadi tidak berwarna. Ini menunjukkan bahwa
hasil elektrolisis di ruang katoda tidak mengandung amilum.
Pada ruang anoda, selama elektrolisis terjadi perubahan warna
menjadi merah dan tidak terdapat gelembung. Saat ditetesi PP berubah menjadi
kuning bening. Selain itu, setelah ditambah amilum terjadi perubahan warna dari
kuning menjadi hitam. Hal ini menunjukkan bahwa hasil elektrolisis di ruang
anoda tersebut mengandung amilum. Amilum ini berasal dari gas I2 yang
merupakan hasil reduksi dari I-.
Untuk reaksinya, karena Kalium terletak disebelah kiri H2O
(lebih susah mengalami reduksi) maka pada katoda yang direduksi adalah H2O
sehingga persamaan reaksi elektrolisisnya menjadi :
![](file:///C:/Users/maya/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image005.png)
![](file:///C:/Users/maya/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image014.png)
![](file:///C:/Users/maya/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image006.png)
![](file:///C:/Users/maya/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image015.png)
![](file:///C:/Users/maya/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image003.png)
![](file:///C:/Users/maya/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image016.png)
![](file:///C:/Users/maya/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image008.png)
![](file:///C:/Users/maya/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image003.png)
![](file:///C:/Users/maya/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image017.png)
![](file:///C:/Users/maya/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image018.png)
![](file:///C:/Users/maya/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image006.png)
Katoda anoda
Pada percobaan yang kedua, yaitu elektrolisis CuSO4
dengan karbon, diperoleh bahwa di ruang katoda, terjadi perubahan warna menjadi
merah kecoklatan. Selain itu juga terdapat endapan. Endapan ini berasal dari
reduksi Cu2+ menjadi Cu. Namun, di ruang katoda tidak terjadi
gelembung gas. Karena hanya terbentuk endapan Cu.
Pada ruang anoda, selama elektrolisis tidak terjadi perubahan warna
akan tetapi terbentuk gelembung. Gelembung ini berasal dari hasil oksidasi H2O
yaitu gas O2. Selain itu, larutan bersifat asam. Sifat asam tersebut
berasal dari ion- ion H+ dan SO42-.
Untuk reaksinya, karena anion sisa asam oksidasinya SO42-
sehingga pada anoda yang dioksidasi air atau H2O sehingga reaksi
persamaan elektrolisisnya menjadi :
![](file:///C:/Users/maya/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image019.png)
![](file:///C:/Users/maya/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image006.png)
![](file:///C:/Users/maya/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image020.png)
![](file:///C:/Users/maya/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image003.png)
![](file:///C:/Users/maya/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image007.png)
![](file:///C:/Users/maya/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image008.png)
![](file:///C:/Users/maya/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image021.png)
![](file:///C:/Users/maya/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image003.png)
![](file:///C:/Users/maya/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image012.png)
![](file:///C:/Users/maya/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image022.png)
![](file:///C:/Users/maya/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image006.png)
anoda katoda
Dari
kedua percobaan tersebut, bila ditinjau kembali, hasil percobaan kelompok kami
belum sepenuhnya akurat. Pada hasil percobaan yang pertama terdapat kesalahan,
yaitu di ruang anoda tidak terdapat gelembung. Bila melihat persamaan reaksi
selnya, hasil elektrolisis di anoda adalah gas I2. Kesalahan
terseebut disebakan karena :
ü Kurangnya ketelitian dalam pengamatan
ü Alat dan bahan kurang steril
IX.
Simpulan
Dari percobaan
tersebut dapat disimpulkan bahwa :
1.
Pada
elektrolisis KI dengan karbon, di ruang katoda terbentuk larutan basa dari ion
K+ dengan OH-
serta timbul gelembung gas H2. Sedangkan di ruang
anoda terbentuk gas I2 yang mengandung amilum.
2.
Pada
elektrolisis CuSO4 dengan karbon, di ruang katoda hanya terbentuk
endapan Cu. Sedangkan di ruang anoda terbentuk larutan yang bersifat asam dari
H+ dengan SO42-
serta terbentuk gelembung gas O2 .
X.
Daftar Pustaka
Ø Purba, Michael.2007.Kimia untuk SMA Kelas XII.
Jakarta : Penerbit Erlangga.
Ø Mayah, Muzdalifa S. Laporan Kimia Sel Elektrolisis.(Online).
(http://dhalifah.blogspot.com/2011/02/
laporan-hasil-percobaan-kimia-sel.html/, diakses pada hari Sabtu, 12
Oktober 2013, pukul 12.02)
Ø Justiana, Sandri.2006.Kimia 3 Edisi ke-2.Jakarta
Timur:Yudhistira.
Kebumen, 17 Oktober 2013
Praktikan,
Maya Afifah